Peristiwa

Puti: Desa Balun, Miniatur Indonesia

Selasa, 20 Maret 2018 - 18:19 | 34.12k
Cawagub Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno, melihat-lihat tiga tempat ibadah di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan yang saling berdekatan, Selasa, (20/3/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Cawagub Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno, melihat-lihat tiga tempat ibadah di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan yang saling berdekatan, Selasa, (20/3/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur (Jatim), Puti Guntur Soekarno, menyebut Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, sudah seperti miniatur Bangsa Indonesia.

Di Desa Balun, yang banyak dikenal sebagai Desa Pancasila, tercermin adanya keberagaman agama, yakni Agama Islam, Kristen, dan Hindu. “Di sini ada Pura, ada Masjid, di depan Masjid ada Gereja, di belakang Masjid ada Pura,” katanya saat berkunjung ke Desa Balun, Selasa, (20/3/2018) sore.

Menurutnya, Desa Balun bisa menjadi contoh pluralisme beragama yang ada di Indonesia namun, tetap bisa hidup rukun antar pemeluk Agama Islam, Kristen, dan Hindu tanpa mempermasalahkan perbedaan agama.

“Karena memang sebagaimana pendiri bangsa kita mengatakan bahwa bangsa ini didirikan bukan hanya untuk satu golongan, satu agama atau suatu kelompok, tapi semua untuk semua. Dan ini adalah salah satu contoh bagaimana kemudian bangsa Indonesia itu memang plural dari segi agama dari segi budaya dari segi suku etnis bahasa,” tutur cucu Bung Karno ini.

Dalam dialognya dengan warga Desa Balun, Puti yang maju dalam Pilgub Jatim berpasangan dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) ini membeberkan, warga bisa saling menghargai dan menghormati dan saling bergotong-royong untuk membantu antarumat beragama.

“Seperti acara Nyepi, yang lain bergotong-royong untuk membantu umat Hindu untuk perayaan agama, kalau agama Kristen sedang Natal juga dibantu oleh rekan-rekan oleh umat Islam, lalu umat Islam sedang menjalankan Shalat Jumat atau apa, mereka juga tidak melakukan suatu kegiatan yang mengganggu ibadah kita. Jadi inilah konsep Indonesia, Indonesia yang memang ber-Bhineka namun tetap Tunggal Ika,” ujarnya.

Perbedaan agama ini pun, dikatakan Puti, ketika itu disatukan dalam rasa kebangsaan yang kuat itu bisa terwujud menjadi satu persatuan. Bahkan, keberagaman Desa Balun juga memunculkan potensi yang layak untuk digali lebih jauh.

“Saya melihat ini mempunyai potensi menjadi desa wisata religi, desa wisata budaya yang memberikan pemahaman tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Di sini juga bisa ada kesenian-kesenian yang bisa dinikmati oleh turis asing atau turis lokal,” ujar Puti. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES