Pendidikan

KKN Uwika Tanamkan Nilai Kebhinekaan

Jumat, 16 Maret 2018 - 16:46 | 87.90k
KKN Uwika Surabaya sengaja digelar di tengah masyarakat kota melalui penanaman nilai - nilai kebangsaan, Kamis (15/3/2018).(FOTO: Lely Yuana/ TIMES Indonesia)
KKN Uwika Surabaya sengaja digelar di tengah masyarakat kota melalui penanaman nilai - nilai kebangsaan, Kamis (15/3/2018).(FOTO: Lely Yuana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – iah Kerja Nyata (KKN) tidak melulu sarana membangun fisik. Di tengah maraknya gempuran isu nasionalisme, Wawasan Kebangsaan menjadi bagian dari KKN Universitas Widya Kartika (Uwika), Surabaya.  Puluhan peserta yang terdiri dari ibu - ibu PKK, Karang Taruna, tokoh masyarakat dan tokoh agama, berkumpul di Balai RW IV Kelurahan Dupak, Kamis (15/3/2018) malam. Mereka terlihat antusias mengikuti seminar yang disampaikan oleh Yafeti Waruwu, ketua bidang pemantapan nilai-nilai kebangsaan Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Jawa Timur. Dalam seminar tersebut, Yafeti memaparkan bahwa wawasan kebangsaan sangat penting sekali untuk menambah nilai nasionalisme. “Termasuk ideologi Pancasila yang menjadi dasar Negara kita, ada di dada,” ujar Yafeti seraya mengenalkan salam lima jari sebagai wujud lima isi dasar Negara.  Selain seminar, ibu-ibu PKK juga diajari tali temali Tiongkok, yakni Zhong Guo Jie. Mahasiswi Uwika didapuk sebagai instruktur. Kedua kegiatan tadi adalah bagian gambaran pelaksanaan KKN mahasiswa UWIKA yang resmi dibuka Kamis (15/3/2018) malam dan akan berlangsung hingga Rabu (21/3/2018) mendatang. Rektor UWIKA, Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.M, mengatakan bahwa tali temali Tiongkok ini merupakan bagian budaya dan ketrampilan serta sarana berkomunikasi. “Seni tali temali ini sudah dikenal nenek moyang Indonesia sejak lama. Kenapa ini diajarkan dan menjadi bagian kegiatan KKN? Kalau kenal budaya orang lain maka akan saling mencintai,” kata Murpin UWIKA, kata Murpin, tidak lagi melaksanakan KKN di desa karena di kota sendiri masih banyak permasalahan. Terlebih di tengah ancaman terkikisnya semangat kebhinekaan.  “Agar unsur masyarakat paham bahwa KKN tidak hanya membangun sarana fisik tapi juga meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan penduduk,” imbuh pria yang dinobatkan dalam 100 tokoh asal Suku Karo paling berpengaruh ini. Pemberdayaan ekonomi, imbuh Murpin, sebelumnya pernah diterapkan kampusnya pada ibu - ibu nelayan di Kecamatan Bulak. Salah satunya, pembelajaran kewirausahaan, mulai membuat produk, kemasan, pembukuan sederhana dan bahkan menghubungkan dengan pihak perbankan terkait kredit usaha. Dalam kesempatan yang sama, Lurah Dupak Indah, Purwaningsih, menyambut baik dan menyampaikan rasa terima kasih pada Civitas Akademika Uwika yang melaksanakan KKN di wilayahnya.  Dengan adanya sosialisasi pada warga sangat membantu untuk terjun pada masyarakat, mudah - mudahan ada guna dan manfaat. Tidak putus sampai di sini,” tutur Indah Purwaningsih yang juga alumni Uwika ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES