Pendidikan

Siswa SMAM 10 Surabaya Ikuti Diskusi Tangkal Foto Hoax

Jumat, 16 Maret 2018 - 14:41 | 31.63k
Siswa ekstrakurikuler jurnalistik SMAM 10 Surabaya saat mengikuti diskusi foto melawan hoax di Dewan Kesenian Surabaya, Rabu (14/3/2018).(FOTO: Istimewa)
Siswa ekstrakurikuler jurnalistik SMAM 10 Surabaya saat mengikuti diskusi foto melawan hoax di Dewan Kesenian Surabaya, Rabu (14/3/2018).(FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Diskusi fotografi yang digelar oleh Chipoc (Civitas Photography) Universitas Dr Soetomo, sukses mengajak siswa SMA Muhammadiyah 10 Surabaya melek fotografi di era millenial.

Workshop fotografi dengan tema Fotografi Melawan Hoax yang digelar selama empat hari, (14-17 Maret 2018) di Gedung Dewan Kesenian Surabaya (DKS) tersebut, juga diikuti oleh kalangan mahasiswa. 

“Acara ini merupakan bagian dari edukasi mengenai berita hoaks yang sering beredar dan ditampilkan melalui visual yaitu foto. Sehingga peserta semakin tahu mana foto yang real atau fiktif sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi untuk diviralkan,” terang Hamidah Soetadji, selaku guru ekstrakurikuler jurnalistik dari SMA 10 Muhammadiyah (SMAM 10) Surabaya.

Jika ditelisik, dunia fotografi dari masa ke masa memang memiliki daya tarik tersendiri. Terlebih lagi di ‘jaman now’ seperti saat ini. 

“Sosial media berpengaruh besar untuk bisa menikmati setiap upload foto yang menarik hingga eksistensi diri,” tambah wanita yang akrab disapa Mimied ini.

Namun terkadang ada gangguan tidak nyaman dilihat pada saat foto-foto itu beredar di sosial media. Banyak pelaku yang tidak bertanggung jawab memunculkan gambar maupun foto. Sementara kebenarannya masih simpang siur, hingga akhirnya foto tersebut dapat dikatakan hoaks. Terlebih lagi setiap harinya 136.000/menit gambar atau foto yang sudah ter-upload. 

Mamuk Suwantoro, narasumber workshop mengatakan, jika sumber foto tidak diketahui maka foto itu dinyatakan hoaks. 

“Cara mengetahui sumber tidak lain dengan cara memperjelas foto tersebut dengan klik bagian foto jika tidak muncul asal sumber foto tersebut bisa dikatakan hoaks,” tuturnya dihadapan peserta, Rabu, (14/3/2018).

Cara melakukan perlawanannya pun harus dengan sikap yang bijak. Dengan mengunggah foto real dan tidak menyebar luaskan foto yang masih diragukan kebenarannya. Seperti isu soal agama di Rohingnya yang semakin diperluas, sedangkan faktanya tidak seperti foto yang diviralkan. 

“Atau minimal jika ingin share link foto tersebut maka yang harus dilakukan adalah melihat berita sebelumnya. Apakah ada keterkaitannya tidak foto tersebut dengan berita sebelumnya,” ungkap Mamuk.

Tema yang menarik dan update merupakan kebutuhan para pengguna sosmed saat ini. Karena semakin tidak terjebak di ranah hoaks yang menyesatkan banyak pembaca maupun follower. 

Ketua pelaksana Ahmad Mukti mengingatkan agar masyarakat tidak memviralkan foto yang belum jelas kebenarannya karena akan berdampak lebih buruk. 

“Melalui OALA atau Olah Rasa Lewat Lensa, teman-teman Chipoc mengajak peserta workshop semakin peka terhadap beredarnya foto yang tidak bertanggung jawab,” ujar Mukti.

Selain mengadakan workshop, Chipoc juga mengadakan pameran fotografi dari karya 50 mahasiswa lintas angakatan yang digelar di Balai Pemuda 12-17 Maret 2018. 

“Sekaligus memperingati Dies Natalis Chipoc di usia 25 tahun,” imbuhnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES