Pendidikan

Menristek Dikti Minta Perguruan Tinggi Ikuti Perkembangan Revolusi Industri 4.0

Selasa, 13 Maret 2018 - 17:15 | 64.62k
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir saat memberikan sambutan peresmian Gedung Baru di Universitas Brawijaya. Kota Malang, Selasa (13/3/2018). (FOTO: Adhitya Hendra/ TIMES Indonesia)
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir saat memberikan sambutan peresmian Gedung Baru di Universitas Brawijaya. Kota Malang, Selasa (13/3/2018). (FOTO: Adhitya Hendra/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir menyampaikan seluruh perguruan tinggi harus siap dan segera beradaptasi menghadapi perubahan global di era Revolusi Industri 4.0.

Nasir mengatakan Revolusi Industri 4.0 saat ini, perkembangan teknologi dan informasi sangat cepat. Karena itu, perguruan tinggi harus bisa memafaatkan perkembangan tersebut dalam melakukan transfer ilmu dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

"Perubahan global saat ini dimasuki oleh Revolusi Industri 4.0 yang berbasis sistem teknologi informasi. Kita harus mengantisipasi hal itu dengan cara bagaimana sistem perkuliahan di samping perkuliahan di kelas, ada juga model perkuliahan model daring alias online," katanya usai peresmian Gedung Baru di Universitas Brawijaya. Kota Malang, Selasa (13/3/2018).

Menristek-Dikti-M-Nasir-A.jpg

Ia menjelaskan perubahan model perkuliahan  di kelas menjadi model online membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun, pihaknya  siap membantu penarapannya jika ada kampus ada yang bisa melaksanakannya. 

Selain itu, Ia juga mengatakan kampus harus menyiapkan sarana dan prasaran untuk mendukung sistem perkulihan daring. Peningkatan sarana dan prasara ini penting untuk memperpaiki layanan pendidikan di era revolusi industri 4.0.

Ia juga berharap penyelenggaran pendidikan tinggi kedepan dapat memenuhi semua kebutuhan industri. Karena itu, pembelajaran dan laboratorium pendidikan tinggi diminta mencetak SDM yang siap bekerja di era tersebut.

"Jika masih ada lulusan yang harus menjalani training di perusahaan itu berarti ada yang harus dievaluasi. Maka proses pembelajaran harus  dievalusi, apa laboratorium sudah memadai kebutuhan industri atau belum," tandasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES