Politik

Farid Alfauzi Membantah Lakukan Politik Uang

Selasa, 20 Februari 2018 - 14:41 | 31.64k
Calon Bupati Bangkalan Farid Alfauzi mengklarifikasi kepada awak media terkait laporan dugaan praktik politik uang. (FOTO: Doni Heriyanto/TIMES Indonesia)
Calon Bupati Bangkalan Farid Alfauzi mengklarifikasi kepada awak media terkait laporan dugaan praktik politik uang. (FOTO: Doni Heriyanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Calon Bupati Bangkalan, Farid Alfauzi membantah melakukan praktik politik uang seperti yang telah dilaporkan oleh empat kepala desa (Kades) malui kuasa hukumnya ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) setempat, pada Minggu 18 Februari 2018 waktu lalu. 

"Saya menyatakan secara resmi laporan terkait dugaan money politic itu tidak benar," tegas Politisi Hanura itu, Selasa (20/2/2018).

Bahkan, calon nomor urut 1 yang berpasangan dengan Sudarmawan tersebut, mengancam akan mengambil langkah hukum apabila laporan dugaan praktik politik uang masih berlangsung. 

"Penasehat hukum tim pemenangan yang akan menyusun langkah-langkahnya," imbuhnya. 

Calon yang dikenal dengan tagline Bangkalan Berani Bangkit ini sangat menyayangkan adanya laporan tersebut. Apalagi, pada posisi masyarakat Bangkalan yang tenang justru disuguhi drama-drama semacam itu. 

"Tapi saya yakin masyarakat sudah dewasa dan mampu menilai pasangan calon (Paslon) yang laik dipilih di Pilkada 2018," papar Farid.

Farid mengaku tidak pernah mengundang 30 kades ke rumahnya, apalagi membagikan uang seperti yang dilaporkan. Saat itu, memang kedatangan tamu tidak seperti biasanya yang hanya berkisar 15 sampai 20 orang. 

Namun pada malam itu, tamu yang ingin bertemu dengan Farid mencapai 100 orang lebih, dan kebetulan di rumah yang berlokasi di Galaxi Bumi Permai Surabaya tersebut, akan digelar rapat dengan ketua tim pemenangan KH Hasani Zubair.

"Saya selalu terbuka kepada sipapun yang datang. Saya ini orang Madura, setiap tamu yang datang pasti saya hormati. Masalah uang itu akan kami telusuri," jelasnya. 

Farid berpesan jangan pernah membuat masyarakat tidak tenang dengan isu-isu semacam itu, agar Pilkada 27 Juni 2018 berjalan besih, dan kondusif. Dia tidak menginginkan terjadi gesekan di bawah akibat laporan tersebut. 

"Coba lihat dari awal gambar paslon mana di Bangkalan yang dirusak secara masif. Merusak gambar itu mudah, tapi tidak mendidik masyarakat. Kami tidak melapor dan melawan karena ingin Pilkada ini damai," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES