Pendidikan

YSEALI Wujudkan Mimpi Anak Muda Indonesia Terbang ke Amerika

Kamis, 01 Februari 2018 - 11:49 | 61.93k
Christine bersama para peserta dari wilayah Indonesia timur yang lolos seleksi YSEALI 2018, Rabu (31/1/2018).(FOTO: Lely Yuana/ TIMES Indonesia)
Christine bersama para peserta dari wilayah Indonesia timur yang lolos seleksi YSEALI 2018, Rabu (31/1/2018).(FOTO: Lely Yuana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Konsulat Jenderal Amerika Serikat kembali menggelar program pertukaran YSEALI (Young Southeast Asian Leaders Initiative) Academic Fellows. Total 30 peserta dari seluruh Indonesia akan diberangkatkan ke Negeri Paman Sam akhir Maret ini, dan delapan di antaranya merupakan peserta dari Indonesia timur.

Peserta YSEALI akan mengikuti berbagai kegiatan yang meningkatkan kemampuan kepemimpinan di beberapa institusi di Amerika Serikat, sekaligus bertemu dengan peserta dari negara-negara Asia Tenggara lainnya. Program YSEALI sendiri terbagi atas Professional Fellow dan Academic Fellow, terbuka untuk siapa saja yang memenuhi syarat, dan diadakan dua kali dalam setahun. Program tersebut dilaksanakan selama 5-6 minggu. 

“Tidak perlu lulus dari universitas, namun mereka harus memiliki proyek yang memberi dampak kehidupan lebih baik bagi masyarakat Indonesia,” terang Christine Getzler Vaughan, selaku Kepala Bagian Humas Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Rabu (31/1/2018).

YSEALI-A.jpg

Syarat untuk mengikuti YSEALI ini cukup ketat. Mereka harus memiliki proyek yang berimbas pada kehidupan masyarakat luas. Sedangkan YSEALI akan menjadi wadah sharing juga memberi kesempatan untuk belajar atau memperbaiki ketrampilan. 

“Tidak hanya memiliki ide saja, tapi mereka sudah memiliki sebuah proyek,” tambah Christine.

Sementara itu, dua di antara delapan anak muda yang beruntung dari bagian Indonesia timur adalah Evilita Adriani dari Surabaya dan Lucia Kusolo Heruning dari Labuan Bajo.

Evi memiliki proyek Ojek Syar’i (Ojesi) yang telah ia jalankan sejak 2015 silam. Gadis berusia 22 tahun tersebut merasa tertarik mengikuti YSEALI karena yakin akan memberi banyak peluang untuk berkembang maupun menjalin relasi.

“Proyek saya fokus pada wanita dan langganan, baik driver maupun penumpang semua wanita. Seperti antar jemput sekolah, bekerjasama dengan sekolah dan memanfaatkan aplikasi untuk menunjangnya,” cerita Evilita.

Gadis yang mengenyam pendidikan di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Surabaya Jurusan Hubungan Internasional (HI) ini berharap sepulang dari Amerika, bisnis Ojesi miliknya semakin berkembang.

Jika Evilita memiliki proyek ojek, beda lagi dengan Lucia. Ia mendapat program YSEALI 2018 untuk spring di bidang Environment. Passion pemilik kulit hitam manis itu adalah diving, karena kecintaannya akan laut.

Lucia menyelam pertama kali pada tahun 2013, selanjutnya pada tahun 2015 ia terpilih dalam Manta Watch Intership Program, yang fokus pada pelestarian ikan pari manta. Setelah lulus, Lucia memperoleh proyek dari Manta Watch untuk fokus pada ikan pari manta serta pariwisata.

Saat mengikuti seleksi di YSEALI, Lucia membuat essai tentang manta serta meminta surat rekomendasi dari Manta Watch dan Discover Magazine, tempatnya bekerja dulu.

“Saya ingin belajar banyak bagaimana Amerika mengelola pariwisata lautnya tanpa merusak alam,” ucapnya.

Sepulang dari YSEALI, ia ingin membuat langkah nyata dan mengajak para penyelam lain terutama yang tinggal di Labuan Bajo untuk lebih merawat serta monitoring ekosistem di dasar laut.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES