Peristiwa

Penutupan Pagelaran Seni Pendalungan Ditutup Meriah

Jumat, 29 Desember 2017 - 08:04 | 48.92k
Bupati Jember dr Faida (tengah) saat memimpin Senam Pendalungan di tengah-tengah masyarakat Jember di Alun-Alun Tanggul semalam. (FOTO: Dody/TIMES Indonesia)
Bupati Jember dr Faida (tengah) saat memimpin Senam Pendalungan di tengah-tengah masyarakat Jember di Alun-Alun Tanggul semalam. (FOTO: Dody/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMEER – Rangkaian pagelaran seni budaya Pendalungan Jember yang digelar sejak sepekan ini akhirnya usai. Bupati Jember dr Faida bersama masyarakat menutup pagelaran tersebut dengan meriah.

Penutupan pagelaran seni budaya Pendalungan yang diadakan di Alun-Alun Tanggul, Jember, Jawa Timur pada Kamis malam, (28/12/2107) kemarin. Ribuan masyarakat Jember tumplek blek di lokasi acara. Kebanyakan datang bersama keluarga atau teman hanya untuk menyaksikan beragam penampilan seni Pendalungan di panggung.

Penampilan seni Pendalungan tersebut dibawakan oleh berbagai kalangan. Mulai dari pelajar hingga masyarakat umum. Penampilan seni yang dibawakan juga beragam. Mulai dari tari-tarian, hadrah, hingga musik patrol khas Jember.

Budayawan Jember Ilham Zoebazary menerangkan bahwa seni budaya Pendalungan merupakan kebudayaan campuran dari beragam budaya dari ras atau suku di Indonesia.

Senam-Pendalungan.dody.jpg

"Istilah kerennya mix people and mix culture," kata Ilham saat diminta untuk menerangkan tentang kebudayaan Pendalungan kepada masyarakat di atas panggung semalam.

Lebih lanjut, Ilham mengatakan bahwa sejumlah kebudayaan atau suku yang ikut terlibat dalam pencampuran atau akulturasi budaya tersebut di antaranya, Jawa, Madura, Arab, Osing, dan Tiongkok. Kebudayaan Pendalungan terbanyak berada di Kawasan Tapal Kuda, seperti Jember, Banyuwangi, Lumajang, Situbondo, dan Bondowoso.

senam-pedalungan1.jpg

"Di antara campuran kebudayaan dan suku tersebut paling banyak adalah Jawa dan Madura," terangnya.

Saat disinggung apakah masyarakat Pendalungan juga bisa disebut sebagai Suku Pendalungan, Ilham mengatakan bahwa hal tersebut sangat memungkinkan. "Karena suku yang menikah dengan suku, jadinya suku. Nggak mungkin suku nikah dengan suku jadinya ote-ote," candanya.

Sementara itu, Bupati Jember dr Faida mengapresiasi kegiatan pagelaran seni budaya Pendalungan yang menurutnya dapat memajukan pariwisata Kabupaten Jember. Selain itu, dia juga mengapresiasi masyarakat yang turut serta meramaikan panggung seni budaya Pendalungan dengan membawakan beragam penampilan budaya.

"Meski masih kecil-kecil kreasi mereka top. Nggak kalah sama seniman lainnya," puji Faida di hadapan masyarakat Jember.

senam-pedalungan2.dody.jpg

Dia juga berharap, kegiatan pagelaran seni budaya Pendalungan diadakan setiap tahun. "Kalau sukses seperti ini tahun depan harus diadakan lagi," ujarnya.

Malam yang semakin larut saat itu berubah menjadi keceriaan bagi masyarakat Jember ketika Faida, bupati perempuan pertama di Jember itu juga turut serta memeriahkan panggung Pendalungan dengan ikut memimpin senam khas Pendalungan di hadapan ribuan masyarakatnya yang hadir di Alun-Alun Tanggul semalam.

senam-pedalungan3.jpg

Malam penutupan pagelaran seni budaya Pendalungan pun sontak menjadi meriah dengan Poco-Poco-nya Jember tersebut. Tidak itu saja. Seolah belum puas ikut menghibur masyarakatnya, bupati juga tidak segan untuk menyumbangkan sebuah lagu di atas panggung. Di dampingi oleh dua orang biduan, Faida membawakan sebuah lagu yang menggoyang panggung. Masyarakat hingga jajaran orang-orang penting di Pemkab Jember ikut bergoyang bersama. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES