Peristiwa Daerah

Festival Batik Sumenep Memukau Wisatawan, tapi...

Minggu, 10 Desember 2017 - 07:09 | 58.76k
Festival Batik di Depan Masjid Agung Sumenep mengumbar aurat. (FOTO: Istimewa)
Festival Batik di Depan Masjid Agung Sumenep mengumbar aurat. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Pelaksanaan Sumenep Batik Festival Fashion On The Street mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Termasuk wisatawan. Kegiatan yang telah mendapatkan restu dari Bupati Sumenep itu pun memukau banyak pihak. Hanya, sejumlah kalangan menilai perlu pembenahan penampilan para model yang terkesan kurang memelihara tradisi Islami Kota Santri Sumenep.

Kegiatan dalam rangka menyambut Visit Sumenep 2018 yang digelar Dinas PU Binamarga Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Tempatnya di depan Masjid Agung Sumenep, Sabtu (9/12/2017). "Andai saja modelnya lebih sopan, akan sangat pas dengan tradisi Keislaman Sumenep," celetuk salah satu warga.

Ketua PC Ikatan Sarjanan Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Sumenep, KH Moh Husnan A Nafi’ mengatakan, penanggungjawab jawab Festival Batik dan Sumenep Run Dinas PU Bina Marga itu kurang sensitif dengan budaya dan karakteristik lokal masyarakat Sumenep.

”Kita perlu lebih sensitif dengan budaya dan karakteristik lokal masyarakat Sumenep yang mayoritas muslim, santri, kiai dan pengasuh pondok pesantren,” tegas salah satu pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu.

Menurutnya, dalam festival batik yang ditampilkan adalah busana terbuka dan mengumbar aurat di depan khalayak. Semestinya menampilkan batik yang sebenarnya. Bukan menampilkan bentuk tubuh di depan khalayak umum.

”Memang secara teknis kegiatannya diserahkan kepada EO (event organizer), tapi quality controlnya harus tetap di bawah kendali penjab. Mestinya, Visit Sumenep 2018 betul-betul dipersiapkan secara matang dan komprehensif dari berbagai sudut, baik sosial budaya, agama, ekonomi dan lainnya,” tegasnya.

Budayawan Madura, Syaf Anton WR, menilai, keanggunan Sumenep yang mempunyai etika dan norma yang tinggi harus menjadi perhatian. Jangan sampai dieksploitasi oleh kepentingan yang semata-mata untuk menampakkan Sumenep agar dilirik wisatawan mancanegara. Atau hanya untuk kepentingan Visit Sumenep 2018.

“Ini mau memperkenalkan khas Sumenep ke orang asing, atau mau memperkenalkan budaya orang asing ke orang Sumenep?,” demikian komentar Dheya Senja, seorang netizen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES