Gaya Hidup

Lebaran Indonesia, ada Tradisi Unik Ditiap Daerah

Minggu, 17 Juni 2018 - 10:15 | 46.43k
ILUSTRASI. (FOTO: Harja Saputra)
ILUSTRASI. (FOTO: Harja Saputra)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Keragaman suku dan budaya di Indonesia membuat Nusantara semakin kaya dengan berbagai tradisi. Didiami oleh mayoritas muslim, tradisi lebaran Indonesia pun juga kaya disesuaikan dengan adat istiadat dan kebiasaan warga setempat.

Berikut tradisi lebaran dibeberapa daerah di Indonesia.


Tumbilotohe

Idul Fitri di Gorontalo disambut dengan meriah dengan adanya tradisi tumbilotohe. Tradisi ini merupakan tradisi warga muslim yang ada di Gorontalo sejak lama. Dalam tradisi ini tiga hari menjelang hari raya warga Gorontalo akan memang lampu minyak didepan rumahnya. 

Jumlah lampu minyak yang dipasang didepan rumah disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga. Tradisi yang sudah ada sejak abad ke 15 ini masih tetap dilestarikan sampai sekarang.

Bakar gunung

Bakar gunung merupakan tradisi penyambutan hari raya Idul Fitri yang berasal dari Bengkulu. Tradisi ini sangat unik dilakukan pada saat malam hari raya atau malam takbiran. 

Pada malam takbiran masyarakat suku Serawai yang ada di Bengkulu akan membakar batok kelapa yang sudah disusun menyerupai tusuk sate. Tujuan pembakaran ini adalah untuk bersyukur kepada Allah dan sebagai ungkapan doa agar keluarga yang sudah meninggal bisa tenang di akhirat.

Ngejot

Ngejot merupakan tradisi perayaan Idul Fitri dari Bali. Tradisi Ngejot ini merupakan tradisi dimana setiap rumah akan menyajikan atau mengirimkan hidangan kesemua tetangga. Tidak hanya warga muslim saja yang saling mengirimkan makanan tapi juga warga hindu yang ada di Bali. Tradisi ini merupakan wujud dari akulturasi budaya Islam dan Bali.

Grebeg Syawal

Tradisi grebeg syawal merupakan tradisi Idul Fitri yang diselenggarakan di Yogyakarta. Grebeg syawal merupakan ritual yang dilakukan pada 1 Syawal dengan membawa gunungan lanang ke masjid Gede Kraton Yogyakarta. Gunungan ini merupakan simbol sedekah sultan kepada rakyat Yogyakarta. Nantinya gunungan yang dibawa ke masjid akan didoakan dan akan dibagikan kepada masyarakat Yogyakarta.

Meriam Karbit

Meriam karbit merupakan tradisi penyambutan Idul Fitri di Pontianak yang diselenggarakan pada saat malam takbiran. Warga yang tinggal di sepanjang tepi sungai Kapuas akan membuat meriam karbit berukuran besar sekitar 6 meter. 

Meriam ini nantinya akan dinyalakan pada saat malam takbiran. Sekarang ini, tradisi pembuatan meriam karbit sudah menjadi lomba tahunan sepanjang sungai Kapuas.

Perang Topat

Perang topat merupakan tradisi perayaan hari raya Idul Fitri di Nusa Tenggara Timur. Tradisi ini dilakukan pada hari ketujuh bulan Syawal. Perang topat ini dilakukan di daerah Lombok tepatnya di Pantai Bintaro. 

Warga Lombok biasanya akan berziarah terlebih dahulu sebelum memulai perang topat. Perang topat sendiri merupakan perang melempar ketupat antara umat muslim dan warga hindu. Tradisi ini dilakukan untuk mengucapkan syukur kepada yang maha kuasa.

Pukul Sapu

Pukul sapu merupakan tradisi perayaan hari raya Idul Fitri dari Maluku yang cukup ekstrim. Tradisi ini mempertemukan dua kelompok pemuda dari desa Mamala dan Morela. Dalam tradisi ini dua kelompok dari dua desa ini akan saling memukulkan sapu yang terbuat dari lidi pohon enau. 

Para pemuda akan saling pukul selama 30 menit kemudian para tabib desa akan menyembuhkan luka mereka dengan obat tradisional. Tradisi ini sangat ampuh untuk merekatkan persaudaraan antar dua desa ini.

Berbagai tradisi lebaran Indonesia itu membuat semakin cinta akan Nusantara.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES