Kesehatan

Ini Dampak Terburuk Benturan di Kepala

Sabtu, 18 November 2017 - 01:29 | 218.19k
ILUSTRASI. Benturan di kepala. (FOTO: magazine.job-like.com)
ILUSTRASI. Benturan di kepala. (FOTO: magazine.job-like.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua DPR RI Setya Novanto mengalami kecelakaan, Kamis (16/11/2016) malam. Menurut pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi, kliennya mengalami gegar otak setelah kepala terbentur dalam insiden tersebut. 

Dilansir dari Klik Dokter, dalam bahasa medis, menurut dr. Rio Aditya, gegar otak disebut juga dengan Traumatic Brain Injury (TBI) atau cedera kepala traumatik. TBI adalah gangguan pada fungsi otak setelah kepala mengalami benturan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak terburuknya, kondisi ini dapat menyebabkan kematian.

TBI ini sendiri memiliki 3 derajat keparahan, yaitu cedera kepala ringan, cedera kepala sedang dan cedera kepala berat. Pada cedera kepala ringan, penderita hanya mengalami keluhan seperti nyeri saja atau pusing, tanpa disertai hilangnya kesadaran.

"Sedangkan pada cedera kepala sedang bisa disertai dengan pingsan untuk beberapa saat dan juga muntah-muntah. Pada cedera kepala berat, kesadaran bisa hilang sepenuhnya dan terdapat gangguan pada otak yang bisa membahayakan nyawa apabila tidak ditangani dengan segera," kata dr. Rio.

Sementara itu, menurut dr. Dyan Mega Inderawati, benturan yang terjadi pada kepala akan menghilang dalam hitungan menit, hari, atau minggu. Akan tetapi bila nyeri kepala setelah benturan ini tidak kunjung mereda atau bahkan membuat penurunan kesadaran, maka nyeri kepala tersebut tidak bisa dianggap remeh.

"Karena nyeri kepala ini mungkin bisa menjadi suatu tanda bahaya dan dapat mengancam kesehatan individu yang bersangkutan," katanya.

Menurut dr.Dyan, nyeri kepala yang semakin parah setelah benturan dapat menjadi pertanda awal adanya gegar otak atau bahkan perdarahan otak. Perdarahan setelah benturan ini dapat terjadi di ruang antara otak dan selaput pembungkusnya (duramater). Jenis perdarahan ini dinamakan subdural hematoma.

Pada subdural hematoma, perdarahan yang terjadi bisa langsung banyak dan serta-merta menimbulkan gejala setelah benturan. Akan tetapi pada sebagian kasus subdural hematoma, perdarahan terjadi perlahan atau sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, gejala yang menyertai dapat muncul belakangan dan tidak segera disadari.

Jika Anda mengalami benturan seperti yang dialami Setya Novanto, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan lanjutan agar terhindar dari gegar otak yang parah hingga menyebabkan kematian. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Siska Febrina

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES