Kopi TIMES

Ayo Sedekah!

Kamis, 16 November 2017 - 21:07 | 82.22k
Noor Shodiq Askandar, Wakil Rektor 2 Unisma, Ketua PW Lazisnu Jatim. (Grafis: TIMES Indonesia)
Noor Shodiq Askandar, Wakil Rektor 2 Unisma, Ketua PW Lazisnu Jatim. (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTAGERAKAN sedekah harus terus kita gaungkan, karena sangat banyak manfaatnya. Harus terus digemakan, karena banyak faedahnya. Harus terus disuarakan, karena besar kegunaannya.

Melalui sedekah, dapat menjadi stimulus gerakan ekonomi kerakyatan. Dibeberapa daerah, melalui sedekah dapat dirancang dan diaplikasikan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Ada yang digunakan untuk membantu masyarakat beternak, ada juga yang digunakan untuk melatih masyarakat berwirausaha, dan bergerak lainnya. Pendek kata, melalui sedekah hidup menjadi lebih berkah.

Namun demikian, gerakan ini harus terus dikawal perjalannya agar terus dapat memberikan konstribusinya dalam pemberdayaan ekonomi rakyat. Meningkatkan nilainya sehingga menjadi lebih bermakna.

Sedekah juga harus dirancang tidak hanya menyelesaikan masalah sesaat, melalui pemberian barang yang cepat habis. Akan tetapi diberikan dalam bentuk program yang manfaatnya lebih berjangka panjang.

Hal ini misalnya dilakukan dengan mulai mengurangi hal yang bersifat instan (memberi makanan, memberi uang, dan lain sebagainya), dan kemudian menambah program yang berjangka panjang, melalui pelatihan, pemberian modal usaha dan pendampingan serta yang lainnya.

Pemberian modal yang dibarengi dengan pendampingan akan dapat lebih memastikan berdayagunanya pemberian bantuan kepada masyarakat, Dengan begitu nilai tambah yang dapat diciptakan menjadi lebih besar.

Rasulullah SAW dalam sejarahnya, seringkali memenuhi permintaan orang dengan tidak memberi uang untuk belanja kebutuhan pokok, melainkan memberi dalam bentuk peralatan usaha.

Makna yang tersirat dari pola ini, pertama tentu bagaimana pemberian ini bisa lebih berjangka panjang, karena tidak bisa dihabiskan langsung. Kedua, pemberian dengan pola ini mengarahkan orang untuk berusaha lebih mandiri dengan berusaha. Dengan begini, tidak bolak balik meminta karena sudah lebih disibukkan untuk mengelola usahanya.

Ketiga, mengusahakan orang dari awalnya orang yang berhak menjadi penerima sedekah, menjadi orang yang memberi sedekah. Pola sedekah yang diwujudkan oleh Rasulullah SAW terbutki berhasil.

Banyak sahabat yang dulu awalnya meminta minta, kemudian menjadi wirausaha yang sukses dan kemudian juga menjadi ahli sedekah.

Para ulama juga banyak memberikan contoh sedekah dengan manfaat yang lebih besar. Para ulama membantu santri yang tidak mampu dengan berbagai ragam cara. Ada yang memberi pekerjaan, ada yang diberi beasiswa, ada juga yang dijadikan ajudan yang mendampingi para ulama dalam berbagai aktivitasnya.

Ini pola sedekah yang lebih berjangka panjang dengan nilai tambah yang lebih baik. Terbukti mereka mereka yang awalnya mendapatkan sedekah itu kemudian juga menjadi ulama besar yang juga ahli sedekah.

Beberapa contoh ini memberikan gambaran, bahwa kalau kita mau mengembangkan pola sedekah yang berjangka panjang, maka kemanfaatannya lebih besar dan lebih berjangka panjang.

Bahkan kemudian menghasilkan sesuatu yang baru. Menghasilkan wirausaha tentu tidak hanya bermanfaat bagi yang bersangkutan, akan tetapi bagi masyarakat dan negara melalui investasi yang mampu menjadi lokomotif perekonomian negara.

Kalau sudah demikian, kenapa kita mesti berat bersedekah. Sedekah sudah seharusnya menjadi ruh dalam perjalanan kehidupan kita sehari. Dengan bersedekah, kita bisa memberikan kemanfaatan kepada orang lain.

Ingat hadits Rasulullah SAW bahwa Manusia yang terbaik adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya”. Pertanyaannya, masak kita tidak mau menjadi manusia yang terbaik.

Yang bisa menjawab tentu kita sendiri, mau apa tidak untuk memulai sedekah, berlatih sedekah, dan selanjutnya membiasakan sedekah serta berusaha selalu meningkatkan sedekah. Bagaimana dengan panjenengan semua?(*)

* Penulis, Noor Shodiq Askandar, Wakil Rektor 2 Unisma / Ketua PW LazisNU Jatim 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES