Tekno

Suka Duka Warga Kedungsumur yang Menikmati Listrik dari Mikrohidro

Selasa, 14 November 2017 - 12:38 | 40.59k
Alat yang digunakan warga Desa Kedungsumur untuk menghasilkan listrik (foto: Dicko W/TIMES Indonesia)
Alat yang digunakan warga Desa Kedungsumur untuk menghasilkan listrik (foto: Dicko W/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Warga Desa Kedungsumur, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, punya banyak cerita seputar pemanfaatan 26 kincir air (mikrohidro) menjadi sumber daya listrik di desa tersebut. Mulai dari cerita suka, hingga cerita duka.

Salah satunya, saat memasuki musim hujan seperti saat ini. Musim ini membuat warga hidup deg-degan. Ini karena jika musim hujan tiba, alat Mikrohidro yang berada di sungai dengan memanfaatkan aliran air untuk memutar kipas alat itu, seringkali  rusak parah karena dinamo kemasukan air. Bahkan kadang sebagian terbawa arus air atau banjir.

BACA JUGA: Tak Tersentuh PLN, Desa Ini Terangi Malam dengan Kincir Air

Dari keterangan warga yang dihimpun, jika kincir air itu sudah terbawa banjir saat musm hujan, maka seluruh warga harus menikmati gelap gulita di pemukimannya. Mereka juga harus kembali menggunakan lampu tradisional dari minyak tanah, sampai ada kincir air baru atau setelah diperbaiki untuk kincir air yang rusak.

Tidak hanya itu, jika alat tersebut terbawa banjir atau rusak saat musim hujan, sistem perekonomian warga serta belajar mengajar di sekolah di desa tersebut terhambat. Karena, hasil aliran listrik dari kincir air itu, oleh warga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak dengan magic com, lampu, dan televisi, serta kebutuhan elektronik di sekolah.

“Kalau hampir musim hujan, kita disini mulai resah, karena sering kali kincir air itu rusak dan ada juga yang terbawa banjir, karena disini kalau hujan sering banjir bandang,” tutur Supatmi, salah satu warga setempat, Selasa (14/11/2017).

Diberitakan sebelumnya, Desa Kedungsumur sejak semula tak teraliri listrik PLN. Untuk menerangi malam, warga menggunakan kincir air sebagai sumber daya listrik alternatif.

Di sini, warga memasang 26 unit kincir air (mikrohidro), dengan memanfaatkan aliran sungai yang bermuara di Gunung Argopuro. Daya listrik yang dihasilkan kincir ini beragam. Ada yang berkapasitas 3000 Watt, ada yang 5000 Watt. Yang 3000 Watt mampu mengaliri listrik sebanyak 10 kepala keluarga (KK), sedangkan yang 5000 Watt mampu mengaliri 15 KK. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES