Ini Kata Dekopinda Soal Dana Rp 3,95 Miliar yang Lenyap di Koperasi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kepala Dewan Koperasi Daerah (Dekopinda) Kabupaten Probolinggo, Joko Rohani Sanjaya, menanggapi soal dana simpanan milik ratusan guru di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Rukun, yang lenyap tanpa kejelasan.

Joko Rohani, menyebut permasalahan kolapsnya KPRI Rukun yang membawahi sekitar 27 lembaga di Kecamatan Maron ini, karena suatu kesalahan dari pengurus, salah satunya kesalahan dalam pembukuan keuangan dan aset.

Joko menjelaskan, memang ada kejanggalan dalam masalah ini, seperti yang telah dilihatnya dari temuan audit dan temuan transaksi yang tidak tepat peruntukannya.

”Seperti laporan keuangan koperasi yang di manipulasi sedemikian rupa, dari pendapatan koperasi yang seharusnya minus diubah dan dilaporkan untung,” tutur Joko, kepada wartawan Jumat (20/10/2017). “Dari situ saja sudah terlihat jelas tidak beres ini koperasi,”celetuknya.

Tidak itu saja, Joko juga menyebut soal utang piutang  dan bunga pinjaman yang tak dihitung sebagai beban keungan koperasi. Dengan begitu, pada pinjaman bunga bank yang jelas berakumulasi, tentu saja itu sangat memberatkan kondisi kas koperasi untuk membayarnya.

Joko berpendapat bahwa peristiwa semacam ini suatu kekeliruan yang sangat fatal, karena manajeman dibuat kacau karena tidakcakapnya SDM dalam manajemen di koperasi rukun itu.

“Kami menilai kegagalan Koperasi ini karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan pengurus koperasi dalam mengelola Kas Koperasi, selain masalah utang yang ditinggal pengurus yang sebelumnya,” ucapnya.

Sebelumnya, ratusan guru se-Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, menuntut pengembalian dana simpanan anggota koperasi yang hingga saat ini masih belum menemukan titik terang. Dana milik anggota yang tersimpan di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) sebanyak Rp 3,95 miliar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement