Peristiwa Daerah

Drone UGM Mampu Potret Kawah Gunung Agung

Jumat, 20 Oktober 2017 - 15:33 | 44.69k
Foto puncak kawah dan lereng Gunung Agung oleh Tim drone dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan BNPB, Jumat (20/10/2017). (Foto: IST TIMES Indonesia)
Foto puncak kawah dan lereng Gunung Agung oleh Tim drone dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan BNPB, Jumat (20/10/2017). (Foto: IST TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Puncak kawah Gunung Agung Kabupaten Karengasem, Bali berhasil dipotret oleh Tim drone dari Univertsitas Gajah Mada (UGM) dan BNPB. 

Tim pemotret melakukan empat kali penerbangan untuk memetakan puncak kawah dan lereng Gunung Agung.

Tim yang beranggotakan 3 orang ini membawa 2 unit drone Bufallo FX79 untuk ketinggian 4.000 meter dengan waktu terbang 1 jam.

Gunung-Agung-drone-2IkBPr.jpgTim drone dari Univertsitas Gajah Mada (UGM) dan BNPB berhasil lakukan pemotretan puncak kawah dan lereng Gunung Agung. Jumat (20/10/2017). (FOTO IST/TIMES Indonesia)

Tim drone sebelumnya melakukan orientasi terbang dengan meluncurkan drone dari atas sepeda motor. Pada percobaan penerbangan pertama dilakukan di Desa Kubu. Percobaan kedua, tim berpindah lokasi take off di lapangan Amlapura. 

Drone berhasil terbang di ketinggian 700 meter. Pemetaan lereng sisi tenggara Gunung Agung lebih kurang seluas 1.000 hektare.

Pada penerbangan ketiga, drone terbang borientasi di ketinggian terbang dan mencapai tinggi 3.995 meter. Selanjutnya pada penerbangan keempat drone terbang hingga ketinggian 4.003 meter. Drone berhasil melewati puncak Gunung Agung di 2 jalur penerbangan dengan lebar 600 meter.

Sebanyak 400 buah foto udara didapatkan dari 2 jalur ini dan selanjutnya akan dilakukan pembuatan model 3D (3 dimensi) kawah Gunung Agung sehingga analisis morfologi dan spasial bisa dilakukan dengan akurat.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, menyampaikan bahwa hasil pemotretan drone memperlihatkan rekahan di kawah Gunung Agung lebih luas dibandingkan sebelumnya.

"Jika sebelumnya dari citra satelit Planet Scope rekahan kawah hanya terdapat di sisi timur di dalam kawah. Pada foto drone siang tadi menunjukkan bahwa rekahan kawah sudah lebih luas di sisi timur dalam kawah. Juga ada rekahan kecil di sisi tenggara. Asap solfatara keluar dari rekahan tersebut juga lebih tebal daripada sebelumnya." ucapnya, Jumat (20/10/2017).

Menurut Sutopo, desakan magma ke permukaan masih berlangsung. Pantaun Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG pada kamis (19/10/2017) kemarin antara pukul 12.00  sampai 18.00 WITA, secara visual teramati asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100-200 meter di atas kawah puncak. 

"Kegempaan masih tinggi ditandai dengan tremor non-harmonik sebanyak 3 kali, gempa vulkanik dangkal 58 kali, gempa vulkanik dalam 104 kali dan gempa tektonik lokal 17 kali. Secara umum jumlah kegempaan mengalami penurunan," imbuhnya.

Sebagai informasi, Drone tipe Bufallo FX79 ini adalah karya anak bangsa. Drone produk UGM yang saat ini masih terus dikembangkan risetnya dan pengembangannyan dan layak untuk mengapresiasi produk nasional ini yang sekali diterbangkan berhasil terbang hingga ketinggian 4.000 meter di atas kawah Gunung Agung.  

"Tidak banyak drone yang mampu terbang hingga ketinggian di atas 3.000 meter. Sudah sepantasnya, Indonesia menjadi tuan rumah dalam iptek dan industri kebencanaan. Kalau bukan kita siapa lagi," tutup Sutopo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES