Ekonomi

Populasi Belut Sawah di Lebak Mulai Hilang

Jumat, 20 Oktober 2017 - 11:30 | 258.23k
Belut Sawah. (FOTO: Info Seputar Ikan)
Belut Sawah. (FOTO: Info Seputar Ikan)

TIMESINDONESIA, LEBAK – Populasi belut sawah (Monopterus Albus) pada musim tanam padi di Kabupaten Lebak, Banten, mulai menghilang.

Saiman, seorang petani di Blok Cibungur Pasir Rangkasbitung Kabupaten Lebak, yang sering mencari belut di pematang dan irigasi sawah mengaku sudah tidak pernah lagi menemukan belut di sana.

"Kami menduga hilangnya belut sawah itu akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan," kata Samian (50) Jumat (20/10).

Di samping itu, menurut dugaan Samian, hilangnya belut juga bisa diakibatkan frekuensi serangan hama yang cenderung meningkat, terlebih cuaca lembab akibat curah hujan tinggi. Cuaca lembab adalah saaat paling tepat berkembangbiaknya hama wereng batang coklat (WBC), sehingga petani menambah frekuensi pembasmiannya lewat pestisida kimia.

"Kami berharap petani bisa menggunakan pupuk dan pestisida yang ramah lingkungan dengan menggunakan organik dari kotoran ternak maupun pepohonan," harapnya.

Samian juga berkisah, pada 1980-an belut masih jadi andalan konsumsi masyarakat untuk bahan makanan lauk pauk juga kerajinan makanan camilan.

Di samping itu, belut juga dijadikan sumber ekonomi petani, karena hasil tangkapannya bisa dijual ke pasar. Harga belut sawah bisa mencapai Rp50.000/Kg karena memiliki protein cukup tinggi.

Akan halnya Armadi (55), seorang petani Desa Sidomanik Kabupaten Lebak. Dia mengaku sudah tidak bisa menemukan lagi populasi belut sawah maupun jenis ikan sungai lain yang biasa masuk ke area sawah miliknya.

Sebelumnya, kata dia, populasi belut dan ikan sungai, seperti betik, sepat, paray, lele dan ranca melimpah. Namun, ikan-ikan tersebut sudah tidak bisa ditemukan lagi sekarang.

Dia menduga, hilangnya ikan sungai akibat perburuan dengan menggunakan bahan kimia, seperti cangkaleng. Ada juga yang memakai aliran setrum (listrik).

"Mereka masih melakukan perburuan dengan cara itu sehingga banyak anak-anak ikan mati. Kami berharap warga bisa menjaga ramah lingkungan tanpa menggunakan bahan kimia maupun penggunaan aliran setrum," katanya.

Kepala Bidang Komunikasi Dinas Lingkungan dan Kebersihan Kabupaten Lebak Iwan Sutikno mengatakan menghilangnya populasi belut akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara berlebih sehingga mengancam menghilangnya ekosistem populasi belut sawah.

Selain itu juga menghilangnya populasi belut sawah dipicu akibat kondisi keasaman tanah yang jauh berkurang dampak pupuk kimia dan pestisida pembasmi hama.

Apalagi, saat ini lumpur sawah cenderung lebih basa dengan suhu tinggi yang tidak cocok dengan populasi habitat belut.

"Kami berharap petani juga bisa menjaga ramah lingkungan dengan tidak mengandalkan terhadap pupuk dan pestisida yang menggunakan bahan kimia," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : Antara News

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES