Santri dan Masyarakat Diskusi Resolusi Jihad
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Santri harus menjadi benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebagai bentuk aktualisasi makna resolusi jihad di era sekarang.
Itulah salah satu kesimpulan dari diskusi publik bertajuk "Memaknai Kembali Resolusi Jihad" di halaman kampus terpadu Nurul Jadid, Rabu (18/10/2017) malam. Diskusi digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2017.
Kajian diikuti mahasiswa, kelompok-kelompok kajian di lingkungan pesantren, hingga masyarakat sekitar. Kajian dilakukan di antara stand bazar. Hadir sebagai pembicara, dari akademisi Nurul Huda M. Fil. I; aktivis santri Mushafi Miftah, MHI; dan dari biro kepesantrenan Ponirin Mika, M. Pd. I.
Selain jadi benteng, santri harus memiliki komitmen terhada nilai-nilai kebangsaan. Serta memiliki kepedulian terhadap masyarakat lemah (miskin) dan kemiskinan di lingkungan.
"Santri harus mendorong keadilan sosial, karena ketidakadilan dan kemiskinan merupakan musuh santri saat ini," kata Mushafi Muftah, dosen Institut Agama Islam (IAI) Nurul Jadid, yang menjadi salah satu pembicara.
Rekomendasi lainnya, santri harus menjaga pancasila warisan para pendiri bangsa dan sebagai ideologi negara. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Probolinggo |