Politik

Pakar Politik: Sosok Geng Wahyudi Berpotensi Mengubah Peta Politik

Rabu, 18 Oktober 2017 - 18:54 | 131.89k
HM Geng Wahyudi, Bakal Calon Independen Walikota Malang (Grafis: TIMES Indonesia)
HM Geng Wahyudi, Bakal Calon Independen Walikota Malang (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Munculnya Nama HM Geng Wahyudi dalam kontestasi Pilkada Malang 2018 mendatang, berpotensi mengubah peta politik.

Pakar Politik Universitas Brawijaya, Dr Anang Sujoko mengatakan, menilai dari reputasi politiknya, Geng Wahyudi bukanlah politisi main-main.

Apalagi, nama Geng di Kota Malang cukup dikenal karena pernah menjabat sebagai ketua Tim suksss (timses) pasangan calon Wali Kota PDI Perjuangan Sri Rahayu-Priatmoko Oetomo pada Pilkada 2013 silam.

"Walaupun lebih berkiprah di Kabupaten Malang, Pak Geng cukup memiliki jaringan di kader akar rumput nasionalis di Kota Malang. Dan itu cukup berpengaruh,’’ ujar Anang.

Anang mengatakan, konsultasi kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait rencana pendaftaran Geng Wahyudi melalui jalur independen juga cukup memanaskan suhu politik di Kota Malang.

Saat ini, kata dia, suhu politik memang sedang kurang bergairah pasca kedatangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kota Malang pada Agustus silam. 

Sejumlah elit politik yang namanya sempat bersaing di bursa Pilkada Kota Malang juga menjadi terperiksa. Bahkan Ketua DPRD Kota Malang, Arief Wahyudi jadi tersangka, yang sudah mendaftar calon Wali Kota Malang di PDI Perjuangan.

’’Praktis, tokoh-tokoh seperti petahana (H Moch Anton, Red) dan elit-elit politik lain juga ikut wait and see pasca kejadian itu,’’ kata dia.

Rencana Geng untuk bersaing di kursi N1 Kota Malang, kata dia, memantik parpol dan elit politik untuk kemudian melakukan percepatan. 

Saat ini, kata Anang, setidaknya ada empat nama yang masih cukup populer. Yakni, Abah Anton dan Sutiaji sebagai petahana, lalu Ya’qud Ananda Gu’ban dan Moreno Suprapto sebagai elit politik muda. 

Kemunculan Geng, kata dia, harus menjadi pertimbangan bagi tokoh tersebut untuk bergerak dan mulai memanasi mesin partai masing-masing. Tidak kemudian diam seribu bahasa. Tak ada edukasi politik bagi masyarakat.

’’Analisa saya, kalau Pak Geng dan timnya dikenali sangat bermotivasi kuat. Jadi peluangnya menjadi masih sangat terbuka untuk bisa menggoyang lobi-lobi dan konsolidasi parpol yang masih adem ayem ini,’’ ujar dia.

Bagaimana dengan persyaratan 46 ribu KTP bagi calon independen? Anang yakin kuota itu bisa dengan mudah dipenuhi oleh Geng Wahyudi. 

Dalam kondisi politik yang masih anomali, kata dia, segala kemungkinan masih terbuka. Namun, kata dia, jika Abah Anton dan para elit poltik yang telah menjadi terperiksa KPK bisa selamat dari jerat hukum, maka situasi akan menjadi menarik.

’’Dalam situasi tidak normal seperti ini, segala manuver politik akan menguntungkan,’’ nilai Anang.

Selain menjadi Ketua Timses Sri Rahayu, pada Pilkada Kota Malang, Geng juga sempat didapuk menjadi ketua tim pemenangan PDI Perjuangan pada Pilkada Kabupaten Malang yang mengusung Dewanti-Masrifah. 

Dinamika politik kemudian berubah setelah Geng memutuskan mundur sehingga pasangan Dewanti-Masrifah kehilangan sejumlah besar pendukung terutama dari kalangan nasionalis.

Sementara itu, kepada TIMES Indonesia, Geng Wahyudi menyampaikan, bahwa dirinya masih terus menimbang dan mengkaji dorongan dan dukungan masyarakat Kota Malang, untuk maju dijalur independen.

Ia belum bisa menjawab secara pasti dan konkrit dorongan masyarakat tersebut. "Karena ini soal amanat mulia masyarakat. Harus dikaji secara matang. Jika sudah dikaji matang, menjadi pilihan dan keputusan terbaik, apapum harus diperjuangkan secara maksimal," katanya.

Artinya, soal lawan dalam 'pertarungan politik' sudah hal yang bisa dalam politik. Ia mengaku tak gentar bersaing dengan siapapun, terutama calon petahana.

Sejak tim melakukan konsultasi kepada KPU Kota Malang, yang menjadi persyaratan calon imdependen terus dipersiapkan. Begitu juga penggalangan KTP.

"Karena dorongan dan dukungan ini dari masyarakat, secara otomatis masyarakat yang bergerak. Termasuk pengumpulan KTP. Sejak saya aktif di politik, hidup dan perjuangan saya memang untuk mengabdi pada masyarakat, agama dan bangsa," pungkas Geng Wahyudi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES