Peristiwa Daerah

Tembang Renggong Manis dan Gunung Sari di Lengger Suryati

Rabu, 18 Oktober 2017 - 00:09 | 340.37k
Warga masyarakat Desa Karangkemiri, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, berebut Gunungan Sayur, Selasa (17/10/2017) (foto: Sinnangga Angga/Purbalingga TIMES)
Warga masyarakat Desa Karangkemiri, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, berebut Gunungan Sayur, Selasa (17/10/2017) (foto: Sinnangga Angga/Purbalingga TIMES)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tembang Renggong Manis dan Gunung Sari sebagai persembahan di makam Lengger Suryati adalah tradisi tahunan bagi sebagian warga di Desa Karangkemiri, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Kepeda TIMES Indonesia, Sawiraji (78) sesepuh Desa Karangkemir, saat ditemui pada acara gelar budaya dan tradisi peringatan tahun baru Saka 1951 di Balai Desa Karangkemiri, Selasa (17/10/2017), menjelaskan tembang Renggong Manis dan Gunung Sari merupakan lagu kesenangan Lengger Suryati di masa hidupnya.

“Tembang Renggong Manis dan Gunung Sari sebagai sesembahan kepada Mbah Suryati itu sudah menjadi tradisi tahunan, karena dua tembang itu merupakan tembang kesukaan Mbah Suryati dimasa beliau jadi lengger,” jelas Sawiraji

Menurutnya, makam Mbah Suryati dahulunya sering sering dijadikan tempat ziarah para seniman tradisional, seperti lengger, kuda lumping, aplang, angguk dan lain sebagainya.

Lengger Suryati menurutunya hidup di masa kasultanan Pajang, maka dulu Demang Gumelem dan Demang Wirasaba juga sering zirah ke tempat itu.

Desa Karagkemiri merupakan desa yang dikelilingi peradaban sejarah yang hingga ini masih dirawat dan dihormati. Disamping makam Lengger Suryati masih ada dua tempat yang dianggap sebagai pepunden, yaitu petilasan Ragajiwa dan Capiturang.

Kepala desa Karangkemiri, Yoganingrum Retno Widyanti, membenarkan kalau Desanya memiliki bukti sejarah yang masih dihormati oleh masyarakat Desanya.

Dan itu yang menjadi alasan Yoganingrum sebagai Kepala Desa mendukung diadakanya gelar budaya setiap tahun baru Saka yang bertepatan pada bulan Sura.

“Saya hanya tutwuri handayani. Karena masyarakat memeiliki tradisi ruwatan di bulan Sura, maka saya dukung. Bahkan jangan sekedar ruwatan, tapi mari bikin gelar budaya sekalian,” katanya.

Gelar budaya peringatan tahun baru Saka 1951 di desa Karangkemiri, kecamatan Kemangkon, kabupaten Purbalingga berlangsung dari pagi hingga malam hari. Diawali acara sesajen dan persembahan kesenian lengger, kemudian dilanjutkan selamatan potong tumpeng dan makan bersama masyarakat.

Usai selamatan dilanjutkan pagelaran wayang kulit ruwat bumi dan berebut gunungan hasil bumi yang ditanam di Desa Karangkemri.

Malamnya dilanjutkan hiburan campursari dan ditutup dengan pagelaran wayang kulit oleh dalang Ki Gendroyono dari Desa Palumutan, dengan mengambil lakon Gatotkaca Kembar Lima.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : Purbalingga TIMES

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES