Ekonomi

Hilirisasi Harga Karet Tingkatkan Kesejahteran Petani MUBA

Senin, 16 Oktober 2017 - 22:53 | 42.36k
Wakil Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedisaat berdiskusi dengan Ir Panggah Susanto  Dirjen Agro Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia tentang upaya peningkatkan kesejahteran petani karet. (FOTO: Istimewa)
Wakil Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedisaat berdiskusi dengan Ir Panggah Susanto Dirjen Agro Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia tentang upaya peningkatkan kesejahteran petani karet. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam rangka meningkatkan kesejahteran petani karet yang terpuruk beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan siap melakukan hilirasi karet untuk kesejahteran petani.

Hal ini dungkapkan Beni Hernedi Wakil Bupati Musi Banyuasin saat melakukan pertemuan dan pembicaran dengan Ir Panggah Susanto  Dirjen Agro Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia di Jakarta, Senin(16/10/2017)

"Harga karet terpuruk sejak beberapa tahun terakhir dan membuat petani karet kian terpuruk, bahkan memasuki Januari tahun 2016, harga karet hanya di kisaran USD 1,3 per kg. Ini artinya, harga sudah turun hingga 72,2 persen selama sekitar lima tahun terakhir. Harga karet terus menunjukkan penurunan. Angkanya masih tetap di kisaran Rp 5.000 per kg. Padahal, harga karet idealnya berada di kisaran Rp 12.000 per kg” Jelas Beni

Ditambahkanya, tak ingin berdiam diri, Pemkab Muba perlahan mulai mencari solusi untuk mensiasati supaya harga karet tidak terus merosot.

 Dalam waktu dekat, Kementerian Perindustrian akan bekerjasama dengan Muba dalam penerapan aspal karet di jalan-jalan Muba tentunya ini akan menjadi pilot project penerapan dan tempat diproduksinya aspal karet tersebut.

"Mudah mudahan program ini mampu menyerap tenaga kerja sekaligus meningkatkan harga karet yang sudah diidamkan petani karet di MUBA, dengan memanfaatkan karet menjadi bahan baku untuk membenahi infrastruktur jalan, yakni dengan mencampur karet untuk pengaspalan jalan di Kabupaten Muba," ucapnya.

Beni menambahkan, sejak terjadinya penurunan harga karet banyak petani karet di Muba mulai mencari alternatif tanaman atau pekerjaan lain yang bisa diharapkan untuk mencukupi keperluan sehari-hari. Kondisi yang  sangat mengkhawatirkan ini berdampak buruk bagi perekonomian masyarakat Muba dan Sumsel yang masyarakatnya banyak mengandalkan karet pada umumnya.

"Mudah-mudahan terobosan ini mampu menyerap karet produksi rakyat Muba dan Sumsel sehingga tidak perlu lagi ekspor keluar yang harganya sekarang rendah," ucapnya,

Lebih lanjut, Beni mengatakan, realisasi dari program ini bisa menjadi produk hilirisasi yang baik, dan saat ini sedang diteliti dan sedang diuji tahap akhir oleh Kementerian Perindustrian dan Kementerian PU dengan study banding di Thailand dan Amerika Sarikat yang telah terlibih dahulu menerapkan aspal karet (Thailand 2000 kilometer dan sudah realisasi 150 kilometer0

Diketahui, luas perkebunan karet di Sumsel mencapai 662.685 hektare. Terdiri dari 614.021 hektare perkebunan rakyat, 24.007 hektare perkebunan swasta, serta 21.741 hektare milik negara. Total jumlah petani karet sekitar 1,5 juta orang dengan volume produksi 515.965 ton per tahun.

"Ketika permintaan dunia sedang melemah, maka satu-satunya jalan untuk memperbaiki permintaan adalah dengan menggenjot penyerapan domestik, dan perlu diketahui produksi karet muba setahun bisa mencapai 200 ribu ton," bebernya. 

Saat ini, lanjutnya, inovasi tersebut sedang diuji oleh Kementerian Perindustrian dan Kementerian PU, hitung-hitungan blending dan teknologi aplikasinya November ini selesai dan selanjutkan akan dilakukan penerapannya di indonesia.

"Ini juga upaya untuk menstabilkan harga karet di kemudian hari, selanjutnya akan di bentuk tim bersama untuk percepatan proyek tersebut, " terangnya. 

Ia menambahkan, sudah banyak upaya yang dilakukan Pemkab Muba untuk menstabilkan harga karet, termasuk memberikan bantuan kepada petani karet untuk peningkatan kualitas karet. "Kalau aplikasi pembangunan jalan aspal menggunakan bahan baku karet ini berhasil, kami yakin harga karet akan naik dan stabil, 

Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Ir Panggah Susanto menyambut baik ide dan terobosan Pemkab Muba yang akan memanfaatkan hasil karet untuk digunakan sebagai bahan baku perbaikan jalan khususnya di wilayah Muba. "Saya sangat apresiasi ide ini, lebih lagi Pemkab Muba ini sangat pro aktif untuk mensejaterahkan petani nya," jelasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : Palembang TIMES

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES