TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan gemuk memang lebih sering disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, asupan yang berlebihan, serta jarang olahraga. Jika Anda menganut prinsip hidup seperti ini, maka tidak butuh waktu lama untuk memiliki badan gemuk. Tapi, ada juga yang sudah gemuk dari ia kecil. Ada yang bilang ini disebabkan oleh faktor genetik.
Benarkah badan gemuk dari kecil memang disebabkan oleh gen? Bagaimana mengatasi kegemukan akibat gen?
Dilansir dari Hello Sehat, sebagian besar kegemukan diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat serta gaya hidup. Sebaliknya, sangat jarang kejadian kegemukan yang seluruhnya disebabkan oleh faktor genetik. Faktor genetik penyebab obesitas memang ada, tapi tak dapat membuat seorang langsung memiliki berat badan berlebihan.
Para ahli mengungkapkan bahwa riwayat keluarga dan faktor genetik, tidak akan cukup membuat badan gemuk hingga obesitas. Hal ini pasti terjadi akibat faktor lingkungan sekitar. Ketika seseorang yang berisiko atau memiliki faktor genetik gemuk dalam tubuhnya, kemudian lingkungannya mendukung, maka kegemukan akan sangat mudah terjadi dan tentunya tak memerlukan waktu yang lama.
Ya, faktor lingkungan juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa faktor genetik hanya memiliki risiko yang kecil untuk membuat seseorang mengalami obesitas. Sementara, lingkungan serta makanan yang Anda konsumsi sehari-hari, punya dampak yang lebih besar dalam membuat berat badan berlebihan.
Bagaimana saya tahu kalau badan gemuk yang saya miliki akibat faktor genetik?
Agak sulit jika ingin mengetahui apakah kegemukan yang Anda alami ada kaitannya dengan faktor genetik. Untuk pastinya, Anda harus melakukan serangkaian tes yang dapat membaca gen-gen di dalam tubuh Anda.
Namun, lebih mudahnya Anda dapat melihat silsilah serta riwayat keluarga Anda, apakah anggota keluarga Anda cenderung memiliki berat badan yang berlebih, bahkan sejak mereka kecil. Jika iya, mungkin Anda memiliki gen bawaan ini di dalam tubuh Anda.
Tetapi, sebaiknya Anda konsultasikan dan diskusikan hal ini pada dokter Anda untuk mengetahui jawaban yang lebih akurat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Deasy Mayasari |
| Publisher | : Rizal Dani |
