Peristiwa Daerah

PBNU Gandeng Bank Artha Graha Kuatkan Ekonomi Umat di Situbondo

Minggu, 15 Oktober 2017 - 09:36 | 61.34k
Wakil Bupati Situbondo Ir. H. Yoyok Mulyadi, M.Si, bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Abdul Manan Ghani dan Dr. Eman Suryaman dan pengurus PCNU Situbondo foto bersama di Pendopo Kabupaten Situbondo, Sabtu, (14/10/2017)(FOTO: Uday/TIMES Indo
Wakil Bupati Situbondo Ir. H. Yoyok Mulyadi, M.Si, bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Abdul Manan Ghani dan Dr. Eman Suryaman dan pengurus PCNU Situbondo foto bersama di Pendopo Kabupaten Situbondo, Sabtu, (14/10/2017)(FOTO: Uday/TIMES Indo

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Abdul Manan Ghani dan Dr. Eman Suryaman bersama Bank Artha Graha melakukan kunjungan ke Kabupaten Situbondo Jawa Timur, Sabtu (14/10/2017).

Kedatangan mereka untuk melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Situbondo Jawa dalam upaya membangkitkan ekonomi umat melalui pemakmuran masjid, pendidikan dan usaha kecil menengah. 

Bustanul Arifin, pengusaha muda NU Situbondo yang ikut menyambut rombongan PBNU dan Bank Artha Graha mengatakan, kerjasama yang dibangun dengan Pemerintah Kabupaten Situbondo adalah pemberian modal bagi pengusaha kecil menengah, khususnya warga NU. 

"Pengurus PBNU menggandeng Bank Artha Graha ingin bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Situbondo melalui KUR atau Kredit Usaha Rakyat untuk membangkitkan giroh ekonomi warga nahdiyin," kata pria asal Desa Pokaan Kecamatan Kapongan ini.

PCNU-Situbondo-2mtdal.jpg

Ketua PBUNU KH. Abdul Manan Ghani dalam prolognya saat bertemu dengan Wakil Bupati Situbondo Ir. H. Yoyok Mulyadi, M.Si, menjelaskan 2 hal yang sudah termaktub dalam Al Qur'an yang harus dimakmurkan, yakni bumi dan rumah Allah atau masjid.


Abdul Manan menambahkan dalam hal memakmurkan masjid minimal ada tujuh indikator yang harus diusahakan tercapai melalui masjid. 

Pertama, selamat dalam beragama dan berakidah. Masjid menjadi sarana dalam penyampaian tatacara beragama yang benar dan berakidah Ahlusunnah Waljama'ah. 

Kedua, jama'ah masjid terjaga kesehatannya sehingga jamaah tidak terganggu untuk melaksanakan kewajiban dalam beragama. "Di sini perlu kiranya masjid juga menyediakan sarana kesehatan," ucapnya.

Ketiga, kualitas pengetahuan jamaah terjamin, baik pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan lainnya. Jadi tidak menutup kemungkinan selain pengajian, kegiatan seperti bimbingan belajar (Bimbel) juga dilaksanakan di masjid dengan azas kepentingan pemakmuran masjid dan jamaah. 

Keempat, ekonominya juga terjamin. Bagaimana bisa masjid menjadi salah satu unsur dalam menjaga ekonomi jama'ah? 
"Bisa. Hal ini telah dilaksanakan oleh LTM NU PBNU. Yaitu dengan kegiatan yang dinamai PEGEL LINU (Pengusaha Ekonomi Lemah Linahdlatil Ulama). Kegiatan ekonomi ini melibatkan jamaah masjid sekitar yang bekerjasama dengan badan atau lembaga perekonomian," ucapnya.

Kelima, sarana dakwah untuk taubat. Semua jamaah bisa saling mengingatkan untuk selalu muallaqun bilmasaajid (Bergantung dengan masjid). 

"Misalnya saling membangunkan untuk shalat subuh di masjid. Tentunya tidak mudah," ucapnya.

Keenam, kata Abdul Manan, mendapatkan kemudahan dan rahmat dalam menghadapi kematian. "Dan terakhir mendapatkan ampunan setelah mati. Masjid juga menjadi sarana untuk mendoakan mereka yang telah mendahului menghadap Sang Kholiq," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Situbondo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES