Gaya Hidup

Bonsai Santigi, Bonsai Langka yang Harganya Selangit

Jumat, 13 Oktober 2017 - 21:06 | 1.45m
Salah satu tanaman bonsai dalam festival tanaman bonsai di Nusa Dua, Bali. (FOTO: Muhammad Khadafi/ TIMES Indonesia)
Salah satu tanaman bonsai dalam festival tanaman bonsai di Nusa Dua, Bali. (FOTO: Muhammad Khadafi/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Keunikan tanaman bonsai membuat harga tanaman hias jenis ini sangat tinggi. Selain dibutuhkan seni menata tanaman, dibutuhkan waktu tahunan untuk mendapatkan bentuk bonsai yang sangat ideal dan menarik. 

Nyoman Leka (52), anggota Komunitas Kebo Iwa Bali Bonsai Nusa Dua, mengatakan karya petani Indonesia sangat diminati di pasaran internasional. 

Beberapa jenis bonsai seperti bonsai santigi harganya bisa mencapai ratusan juta. Tanaman ini biasanya banyak terdapat di daerah pesisir pantai atau daerah daratan yang dekat dengan perairan laut.

"Bonsai Santigi, banyak diminati, kalau wisawatan asing yang banyak mencari itu dari Belanda. Karena selain bentuknya unik, batangnya bercabang-cabang. Selain itu sudah mulai langka karena hidup bonsai Santigi ini ditebing-tebing pesisir," ucapnya kepada TIMES Indonesia, Jumat (13/10/2017) saat festival tanaman bonsa di Nusa Dua, Bali.

BonsaiqBpUb.jpgNyoman Leka berfoto bersama dengan bonsai Santigi miliknya saat pamerkan tanamaan bonsai di Nusa Dua, Bali. Jumat (13/10/2017).(foto: Khadafi/TIMESIndonesia) 

Selain santigi, bonsai jeruk Kingkit, Kimeng, Beringin, Sancang, dan Asem juga banyak diminati pasar internasional.

"Untuk harga itu tergantung ukuran dan keunikannya. Bonsai santigi yang ukuran 30 cm itu Rp 500 ribu, tapi kalau batangnya bercabang-cabang dan unik bisa mencapai Rp 5 juta. Kalau bonsai Santigi itu paling tinggi 80 cm itu harganya bisa mencapai Rp 200 juta atau lebih," tambah Nyoman Leka yang sejak tahun 1997 sudah menekuni tanama bonsai.

Bonsai Santigi mempunyai ciri berdaun hijau kecil berbatang yang mirip dengan tanaman cemara laut.Daun tanaman ini juga tebal dan memiliki kandungan air yang tinggi serta mempunyai buah atau biji yang bentuknya menyerupai biji cengkeh.

Menurut Nyoman Leka kendalan yang paling susah yaitu merawat bonsai Santigi, karena harus melakukan pemangkasan rutin, bisa dengan mencabut daun-daun yang telah menguning.

Bonsai-4nSQt.jpg

Selain itu pemangkasan pada dahan dan bagian akar juga harus dilakukan dan perlu mengganti media tanam atau repoting pada bonsai santigi  minimal 1 tahun sekali.

"Kalau kita mau mendapat bentuk idealnya itu sekitar 5 sampai 10 tahun. Selain itu sulit juga merawatnya, seminggu sekali harus di semprot air laut agar tidak kusam. Karena Santigi hidup di batu-batu pesisir," ujarnya.

Bonsai-3xO1dM.jpg

Nyoman Leka menambahkan, saat ini kendala pembuatan bonsai santigi adalah bahan tanaman yang semakin langka. Ia mengaku baru mempunyai dua tanaman bonsai santigi, karena minimnya bahan santigi.

Bonsai-2WVr5i.jpg

"Kalau saat ini,  kita mengambilnya lewat pemasok dagang tanaman. Kebanyakan dari luar Bali, Seperti Lombok, Sumbawa, dan Sulawesi," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES