Pendidikan

Profesor Universitas Wako Tokyo Ulas Kemajuan Teknologi Manajemen Bencana

Jumat, 13 Oktober 2017 - 00:37 | 61.24k
Prof Dr Bambang Rudyanto MSc dari Universitas Wako, Tokyo, Jepang memberi kuliah tamu di aula kampus I Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Kamis (12/10/2017). (Foto: Ferry/ TIMES Indonesia)
Prof Dr Bambang Rudyanto MSc dari Universitas Wako, Tokyo, Jepang memberi kuliah tamu di aula kampus I Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Kamis (12/10/2017). (Foto: Ferry/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Prof Dr Bambang Rudyanto MSc dari Universitas Wako, Tokyo Jepang memberi kuliah tamu di kampus Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.

Di hadapan ratusan mahasiswa, lelaki kelahiran Probolinggo Jawa Timur ini memaparkan kemajuan teknologi Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) dan penginderaan jauh (remote sensing) di Jepang dalam  manajemen bencana.

Bambang mencontohkan bagaimana Jepang memanfaatkan teknologi SIG dan penginderaan jauh dalam mengurangi risiko bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami.

Berbasis data yang diolah melalui SIG, institusi yang menangani kebencanaan, semacam BMKG di Indonesia, mampu menginformasikan secara cepat apabila akan terjadi gempa bumi.

ITN-MAlang-2GDL7w.jpg

"Di Jepang, dengan sistem informasi geografis bisa memprediksi terjadi gempa satu menit sebelumnya," ujar lulusan SMA PPSP Malang ini, Kamis (12/10/2017) di aula kampus I ITN Malang.

Dengan dukungan teknologi tersebut, risiko dampak bencana seperti korban jiwa dan materi dapat diminimalisasi, sekaligus meningkatkan kewaspadaan.

Informasi akan terjadi bencana, misalnya gempa bumi, dengan cepat tersebar luas ke masyarakat melalui media komunikasi, salah satunya melalui pesan di smartphone.

"Dengan masuknya informasi satu menit sebelum gempa, ada kesempatan buat masyarakat untuk menghindari dan melarikan diri," terangnya.

Simpulannya, dengan memanfaatkan teknologi mutakhir yang mengolah data (big data), dapat meningkatkan kewaspadaan melalui sistem peringatan dini bencana.

Menurut dia, sistem bisa berjalan baik apabila terbangun sinergitas antar lembaga. Hal ini yang belum terjadi di Indonesia.

"Big Data memerlukan sinergi antar lembaga. Ini yang masih kurang di Indonesia," ungkapnya.

Selain itu, sistem yang dibangun harus terintegrasi agar distribusi informasi dapat berlangsung dengan baik. Pemanfaatan SIG dapat menunjang pengelolaan data dan informasi agar cepat tersebar.

"Perlu ada kerja sama berbagai pihak terkait, termasuk dengan provider telekomunikasi dan media," imbuh doktor lulusan University of Tokyo ini. 

Dia berharap, peringatan dini kebencanaan di Indonesia semakin mudah diakses masyarakat, mengingat luas wilayah dan potensi rawan bencana.

Kehadiran Bambang Rudyanto mewakili Wako University merupakan bagian dari jalinan kerja sama dengan ITN Malang. Selain kuliah tamu, kedua kampus ini sepakat menjalin kerja sama bidang penelitian.

"ITN Malang memiliki target untuk menjadi world class university. Untuk itu kami terus membangun jaringan dengan kampus-kampus luar negeri," terang Dr Ir Kustamar MT, Wakil Rektor I ITN Malang.

Kuliah tamu menjadi agenda rutin yang digelar ITN Malang dengan menghadirkan dosen dari perguruan tinggi terkemuka di luar negeri. Tujuannya menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dan para dosen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES