Peristiwa Daerah

Gandrung Sewu Jelaskan Perang Pejuang Banyuwangi Melawan Penjajah

Kamis, 05 Oktober 2017 - 19:52 | 101.03k
Pagelaran Gandrung Sewu di Banyuwangi tahun 2016. (Foto: Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)
Pagelaran Gandrung Sewu di Banyuwangi tahun 2016. (Foto: Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Festival Gandrung Sewu kembali digelar di bibir Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (8/10/2017) dengan tema 'Kembang Pepe'. Atraksi budaya dengan latar perjuangan di masa penjajahan ini dibawakan secara kolosal oleh 1.286 penari remaja Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, sejak digelar 2012 lalu, Festival Gandrung Sewu telah menjadi sarana bagi tumbuhnya rasa bangga rakyat terhdap seni-budayanya. Gandrung sendiri merupakan tarian khas Banyuwangi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

”Festival terbukti menjadi instrumen ampuh untuk memperkenalkan seni-budaya daerah ke publik global. Sekaligus ini menjadi bagian dari regenerasi pelaku seni. Kami bangga, sekarang semakin mudah mencari anak Banyuwangi yang jago menari, bahkan latihan-latihan digelar di balai desa untuk anak-anak siswa Taman Kanak-Kanak,” ujar Anas, Kamis (5/10/2017).

Anas menambahkan, festival seni-budaya seperti Festival Gandrung Sewu bukan semata pertunjukan dan atraksi wisata saja, namun menjadi ajang konsolidasi budaya.

”Dulu di tahun pertama, untuk mencari pelaku seninya atau penarinya, kita kebingungan. Tapi sekarang minat anak-anak muda membeludak. Ini menunjukkan betapa bangganya rakyat terhadap seni-budayanya," kata Anas.

Tidak hanya menyajikan atraksi penari yang menarik, dengan pakaian berwarna-warni, berlatar Selat Bali, penari juga harus kompak menampilkan koreografi tematik.

”Dan mereka tidak sekadar menari, tapi ada balutan koreografi bertema tertentu yang tiap tahunnya berganti, sehingga terus mendorong para pelaku seni untuk meningkatkan kreativitas konten tema dan koreografinya,” kata Anas.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda mengatakan, Festival Gandrung Sewu tahun ini melakonkan kisah perjuangan masyarakat melawan penjajah. Tema yang diusung, 'Kembang Pepe' merupakan salah satu gending yang biasa digunakan untuk mengiringi Tari Gandrung.

”Tahun ini fragmen yang disuguhkan adalah perang melawan penjajah dengan atraksi yang keras dan rancak. Tari Gandrung sebagai seni tradisi rakyat memang dalam sejarahnya memiliki peran penting sebagai siasat melawan Belanda," ujar Bramuda. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES