Ada Sosiodrama Perang Kolonial di HUT TNI di Probolinggo

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Peringatan HUT ke-72 di alun-alun Kota Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (5/10/2017) dimeriahkan dengan sosiodrama perjuangan Sersan Mayor Suroyo, melawan pasukan Belanda di kawasan Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Juli 1947 silam.

Sosiodrama diperankan anggota TNI dari Kodim 0820 Probolinggo, guru dan pelajar di kota setempat. Sosiodrama disaksikan pejabat Kabupaten/Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, dan warga sekitar.

Sosiodrama berlatar perang kolonial pertama pada 1947 di Probolinggo. Berdasarkan catatan sejarah, pesawat tempur terbang rendah di langit Probolinggo pada 21 Juli. Esoknya, terdengar sirine meraung-raung yang membuat warga panik.

Tak lama kemudian, terdengar kabar pesawat Belanda mendarat di Banyuwangi dan bergerak ke Situbondo dan terus ke barat. Mendengar kabar itu, Mayor Abdurrasyid mengutus 1 peleton untuk menghadang di bukit Bentar.

Tapi, pasukan ini sudah bertemu dengan pasukan Belanda di kawasan Dringu dan terlibat pertempuran. Banyak prajurit TNI gugur dalam perang ini. Serma Suroyo yang bertahan di markas Probolinggo, turut gugur dalam tragedi tersebut.

"Kami hadirkan sosidrama berdasarkan masukan masyarakat untuk mengenang jasa pahlawan," kata Dandim 0820 Probolinggo, Letkol Kavaleri Depri Rio Saransi, usai sosiodrama.

Untuk mengenai tragedi tersebut, nama Serma Suroyo diabadikan menjadi nama jalan di Kota Probolinggo. Ruas jalan ini membentang dari markas Kodim 0820 di ujung selatan, hingga alun-alun Kota Probolinggo di ujung utara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement