Kesehatan

Sering Memukul Anak? Awas, Hal Ini Bisa Terjadi pada Anak

Kamis, 05 Oktober 2017 - 03:15 | 97.00k
ILUSTRASI: Pukul anak (Foto: emeis.gr)
ILUSTRASI: Pukul anak (Foto: emeis.gr)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Banyak yang menilai memukul merupakan cara yang paling tepat untuk menghukum anak. Namun, penelitian telah menunjukkan adanya efek negatif dari hukuman fisik pada anak-anak.

Dilansir dari Hello Sehat, sebuah studi tahun 2012 menyoroti banyak konsekuensi berbahaya dari memukul anak, dan dengan jelas mengidentifikasi bahwa hukuman fisik hanya memiliki satu hasil positif, yaitu kepatuhan langsung jangka pendek.

Sementara itu, banyak efek negatif memukul anak. Berikut dampak negatif memukul anak.

Anak jadi Agresif

Memukul anak merupakan model hukuman agresi untuk anak. Menurut Lynn Namka, EdD., memukul anak menimbulkan lebih banyak agresi pada anak, bahkan meskipun pada awalnya hal itu dilakukan untuk menghentikan perilaku tersebut. Anak-anak tidak selalu bisa memahami perbedaan antara agresi fisik yang tidak diperbolehkan (seperti memukul dan mendorong), dan agresi fisik yang mereka terima sebagai hukuman. Menurut American Academy of Pediatrics, hukuman fisik dapat menyebabkan peningkatan agresi untuk anak-anak di sekolah.

Anak Lebih Mungkin Melakukan Penganiayaan Fisik

Remaja yang menerima hukuman fisik, akan tiga kali lipat lebih mungkin untuk menganiaya anaknya sendiri ketika dewasa, menurut Murray A. Straus, pemimpin survey “Corporal Punishment by American Parents” pada tahun 1999. Penelitian oleh Straus menemukan bahwa hanya 7 persen remaja yang tidak pernah dipukul melakukan penganiayaan fisik ketika dewasa, sedangkan sebanyak 24 persen remaja yang pernah dianiaya secara fisik sebelumnya melakukan penganiayaan fisik terhadap anak mereka.

Memukul akan mengajarkan anak-anak bahwa menyakiti orang diperbolehkan, dan ini dapat menyebabkan mereka percaya bahwa cara memecahkan masalah adalah dengan memukul. Menurut Ask Dr Sears, anak-anak akan terus berpikir seperti itu hingga dewasa nanti, sehingga menyebabkan mereka untuk memukul anak atau pasangan mereka.

Gangguan Perkembangan Kognitif

Memukul anak memiliki dampak negatif pada perkembangan kognitif. Sebuah studi tahun 1998 oleh Murray A. Straus dan Mallie J. Paschall, yang berjudul “Corporal Punishment by Mothers and Child’s Cognitive Development,” mengungkapkan bahwa anak-anak yang dipukul kurang mampu untuk bersaing dengan tingkat perkembangan kognitif yang diharapkan sesuai usia mereka. Hal ini bahkan dapat menurunkan IQ mereka, catat Psychology Today. Memukul anak dapat mengurangi gray matter (jaringan penghubung abu-abu pada otak), yang merupakan bagian penting untuk kemampuan belajar anak.

Gangguan Perkembangan Emosional

Anak-anak yang secara fisik dihukum dapat terganggu secara emosional. Anak-anak yang secara fisik atau verbal dilecehkan lebih mungkin untuk menunjukkan gangguan psikologis, menurut Ask Dr Sears. Selain itu,  U.S. Department of Health and Human Service menyatakan bahwa, memukul anak dianggap sebagai pelecehan fisik dan dapat membuat anak menjadi rendah diri, mengalami kerusakan otak, gangguan perhatian, dan juga penyalahgunaan zat. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya keterampilan sosial, kecemasan, dan depresi ketika anak-anak telah dewasa tanpa memandang status sosial ekonomi atau sejarah keluarga. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES