Pelaksana Abdimas dan Peneliti Mengikuti Monev
TIMESINDONESIA, MALANG – Lima pelaksana pengabdian kepada masyarakat tahun 2017 UWG dikenai monitoring dan evaluasi eksternal, Selasa, 3/10/2017. Acara yang dilaksanakan di Universitas Brawijaya itu dipimpin oleh reviewer dari Politeknik Negeri Semarang, Dr. Suparni Setyowati Rahayu, MSi.
Dari total 29 judul yang dimonev, Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang diwakili oleh lima pelaksana abdimas multi tahun dari beberapa skim yang berbeda. Yaitu tiga dari skim IbPE, satu dari skim IbPUD dan satu dari skim IbKIK.
Secara spesifik, masing-masing adalah IbPE Omah Jenang di Blitar dengan ketua Prof. Dr. Ir. Sukamto, MS, IbPE Keramik di Malang oleh Dr. Agus Tugas, ST, MT, IbPUD Kerajinan Rotan di Malang oleh Ir. Toni Dwi Putra, MM, MT, IbPE Produksi Mesin di Malang oleh Ir. Suriyansyah, MMT dan IbKIK Jasa Transportasi dan Sewa Gedung di Kampus UWG oleh Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS.
Kunjungan reviewer ke industri keramik. (Foto: AJP/TIMES Indonesia)
Setelah melakukan presentasi, empat kegiatan itu dikunjungi oleh reviewer karena pelaksanaan tahun pertama dan kedua. Sementara yang skim IbKIK bebas dari kunjungan lapang karena sudah memasuki tahun terakhir pelaksanaan.
Kalau kegiatan pengabdian kepada masyarakat sudah pada tahapan monev eksternal, kegiatan penelitian tahun berjalan masih pada tahapan monev internal.
Kegiatan yang sudah dilakukan pada 25 September 2017 bertempat di Kampus UWG dengan reviewer internal Dr. HM Sodik, SE, MSi dan Dr. Ir. Ririen Prihandari, MS ini mereview 21 judul penelitian yang terbagi dalam empat skim yaitu RAPID, PUPT, PPT, dan PDP.
Kunjungan reviewer ke kerajinan rotan. (Foto: AJP/TIMES Indonesia)
Candra Aditya, ST, MT, Ketua LPPM UWG mengatakan bahwa monev internal ini adalah tahapan ketiga setelah para peneliti menandatangani kontrak dan melaksanakan 70 persen kegiatan. Monev eksternal yang merupakan tahapan selanjutnya direncanakan akan dilakukan sekitar tanggal 10-20 Oktober 2017.
"Para peneliti harusnya lebih memperhatikan alokasi waktu yang tersedia terutama untuk menyiapkan luaran penelitian, karena inilah yang pertama kali menjadi sorotan reviewer, terutama untuk penelitian yang akan berlanjut," kata Candra.
Ia menambahkan luaran tahun pertama akan menjadi tolok ukur didanai atau tidaknya penelitian lanjutan pada tahun kedua. "Untuk itu peneliti harus aktif mencari informasi untuk mempublish luaran penelitiannya," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : AJP-5 Editor Team |
Publisher | : Rizal Dani |