Wisata

Menikmati Kesejukan Taman Pendidikan Mangrove Bangkalan

Senin, 02 Oktober 2017 - 19:34 | 40.79k
Taman Pendidikan Mangrove di Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Bangkalan. (Foto: Doni Heriyanto/TIMES Indonesia)
Taman Pendidikan Mangrove di Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Bangkalan. (Foto: Doni Heriyanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kawasan pesisir identik dengan suasana yang panas akibat sengatan terik matahari. Namun tidak dengan alam di pesisir Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Kesejukan alam pegunungan begitu terasa di Taman Pendidikan Mangrove tersebut. Hamparan 17 jenis pohon mangrove tumbuh berjejer rapi dan menjulang tinggi. 

Kehadiran burung migran membuat pemandangan di kawasan konservasi itu menjadi semakin eksotik.

"Pantai biasanya gersang dan panas. Tapi ini dipenuhi tanaman, sejuk dan segar. Seolah berada di kawasan pegunungan," kata Presiden/General Manager (GM) Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore (PHE WMO) Kuncoro Kukuh, Senin (2/10/2017).

Kukuh sapaan akrabnya menjelaskan, tujuan awal dalam upaya perlindungan dan pengelolaan terhadap lingkungan dan sumber daya alam di kawasan pesisir Desa Labuhan mulai nampak. Sehingga, kelestarian alam perlu dirawat.

"Ini sangat sehat dan harus terus dijaga. Oksigen dan segala macam terpenuhi. Tunjukkan bahwa kita peduli," jelasnya.

Pria asal Semarang, Jawa Tengah itu lebih menginginkan suatu kondisi alam yang natural dan orisinil. Tanpa dikotori dengan bangunan fisik hasil buatan manusia. Sebab, keindahan yang disajikan terbentuk secara alami. 

"Lebih bagus jika alamiah, padat pohon, dan sauna alami hutan. Biarkan ekosistem yang memainkan perannya," tegasnya. 

Kukuh meminta penerapan aturan penjagaan lingkungan benar-benar dijalankan dengan tegas. Apalagi, Taman Pendidikan Mangrove mulai menjadi destinasi penelitian dan wisata alam pesisir.

"Karena begitu (aturan) sudah kendor, sulit untuk kembali. Gencarkan sosialisasi sehingga para pengunjung dan warga sekitar merasa ikut memiliki," pungkasnya.

Sekretaris Kelompok Tani (Poktan) Cemara Sejahtera Moh Syahril mengungkapkan, lokasi wisata mangrove setiap hari dibuka untuk umum mulai 07.00 hingga 17.00. 

"Selama jam sekolah, kami tidak memperbolehkan anak-anak ke sini. Apalagi berpakaian seragam. Kecuali hari libur," ungkap mantan TKI di Malaysia itu. 

Menurutnya, urusan kebersihan di kawasan mangrove berbagi tugas dengan anggota lainnya. Kini, Poktan Cemara Sejahtera beranggotakan 60 orang. Sebanyak 23 orang di antaranya, mantan TKI. 

"Sampah-sampah pengunjung kami kumpulkan di beberapa titik penampungan. Setelah menumpuk, kami angkut ke luar lokasi," tandasnya. 

Perlu diketahuai, pengembangan Taman Pendidikan Mangrove dipelopori PHE WMO di tahun 2014. Memiliki luas sekitar tujuh hektare. Seluas 3,5 hektare di antaranya telah ditanami 17 jenis mangrove.

Di antaranya jenis mangrove Sonneratia Alba (Prapat), Rizhophora Stylosa, Stenggi, Rhizopora Apiculata, Sonneratia Alba, Rhizophora Mucronata, Ceriops Tagal, dan Avicenna Marina. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Madura

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES