Peristiwa Daerah Hari Batik Nasional 2017

Batik Druju, Jadi Langganan Artis, Menteri Hingga Tembus Mancanegara

Senin, 02 Oktober 2017 - 17:23 | 108.71k
Antik Subagyo, memamerkan batik Druju di butik Andis miliknya, Senin (2/10/2017). (Foto: Tika/TIMES Indonesia)
Antik Subagyo, memamerkan batik Druju di butik Andis miliknya, Senin (2/10/2017). (Foto: Tika/TIMES Indonesia)
FOKUS

Hari Batik Nasional 2017

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Batik Druju, kain tradisional khas Kabupaten Malang yang sudah eksis sejak 21 tahun lalu bukan hanya jago kandang alias didengar oleh masyarakat lokal saja. 

Batik dengan ciri khas warna hitam sebagai latar belakangnya ini bahkan sudah menjadi kain favorit bagi pasangan artis Anang dan Ashanty. 

"Kalau ke Malang (Anang dan Ashanty) beli di sini," kata salah satu penjaga Butik Andis, kepada TIMES Indonesia, saat ditemui di butik, Desa Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur,Senin (2/10/2017). 

Pemilik butik, Antik Subagyo, juga tidak menampik jika batiknya ini menjadi langganan artis. 

Bahkan, selain artis, kalangan menteri dan pejabat lainnya juga sudah tercatat sebagai konsumennya.

Antik-Subagyo-BMFBx3.jpg

"Yah kalau menteri memang iya. Orang di wilayah Polri, TNI dan artis juga," beber dia. 

Selain itu, pemasarannya juga bukan hanya di Kabupaten Malang dan Jawa Timur. Pengalaman malang melintang di industri batik sejak 21 tahun, membuat Antik memiliki jaringan ciamik.

Batiknya, tidak hanya berjaya dan menjadi konsumsi di negeri sendiri. Bahkan, barangnya ini sudah dipasarkan di beberapa negara di penjuru dunia.

Kota mode Perancis, sudah menjadi wilayah pemasaran si hitam nan cantik, batik Druju. 

Selain itu, batiknya ini juga sudah dipasarkan di Italia, Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan Malaysia. 

Khusus pemasaran di luar negeri, Antik mengaku rajin mengembangkan jaringan. Diakuinya, hal ini tidak lepas dari peran suami, Edi Subagyo, yang mencari nafkah ke Pulau Dewata. 

Sudah bukan rahasia umum jika Bali banyak dikunjungi turis asing. Jaringan untuk pemasaran di luar negeri ini memanfaatkan turis asing yang datang ke Pulau Dewata. 

"Kami sistem kemitraan. Suami saya bertemu dengan orang asing di Bali, nah itu dimanfaatkan.  Mereka semacam penyalur ya untuk mencari dan memasarkan produk," bebernya.

Sementara itu di dalam negeri, dia rajin menggelar pameran. Baru-baru ini mengikuti pameran di Grand City Mall, Surabaya dan akan bergabung di Jatim Fair. 

Bahkan, batik dia juga sudah masuk ke panggung fashion tanah air. Beberapa kali berpartisipasi ikut fashion show. 

"Kalau fashion, bidikan saya Jakarta dan Surabaya," ucapnya.

Antik mengaku, untuk pemasaran dia sudah puas dengan kondisi saat ini. Lulusan STIE Surabaya itu berharap, generasi muda mampu mengikuti jejaknya untuk melestarikan batik. 

"Kalau urusan pemasaran, saya sudah puas. Saya berharap, generasi muda bisa mengikuti jejak mengembangkan batik khas," ucapnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES