Peristiwa Daerah

Usaha Kerajinan, Sumiati Memanfaatkan Koran Bekas, Ruang Keluarga dan Pekarangan

Kamis, 28 September 2017 - 14:36 | 172.96k
Sumiati menunjukkan replika perahu produk kerajinan tangannya yang berbahan koran bekas. (Foto : Ahmad Suudi / TIMES Indonesia)
Sumiati menunjukkan replika perahu produk kerajinan tangannya yang berbahan koran bekas. (Foto : Ahmad Suudi / TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tidak betah bila tidak menggerakkan tangannya dalam berkreasi memang menjadi karakter Sumiati sejak kecil. Hingga kini memiliki 2 orang anak yang telah lulus SMA pun tangannya tetap tidak bisa berhenti mengolah barang bekas menjadi sesuatu yang baru yang lebih bermanfaat.

Kepada TIMES Indonesia yang berkunjung ke rumahnya di Jalan Yos Sudarso Gg Melati 12, Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, istri Didik Edi Prayitno itu menjelaskan saat kecil dia suka membuat pita, bros dan bando dari kain perca bekas.

Kemudian sekitar tahun 2007 dia mulai melayani pemesanan dekorasi pameran, pernikahan dan mobil hias untuk keperluan karnaval. Tahun 2013, dia mulai menggerakkan tangannya membuat kerajinan tangan memanfaatkan kertas bekas, dan bahan bekas lainnya.

Sumiati-Cq2ez.jpg

"Sejak dulu kalau lihat barang bekas itu otak saya langsung berpikir, ini bisa dijadikan apa ya biar bisa bermanfaat. Pas lihat koran bekas berserakan di masjid setelah sholat lebaran itu, rasanya sayang kalau dibuang begitu saja, jadi tahun 2013 itu saya mulai coba olah jadi kerajinan," cerita Sumiati, Kamis (28/9/2017).

Dikatakannya awalnya dia tidak langsung berpikir untuk dijual, bahkan tahun 2014 masih laku satu demi satu produk kreasinya. Namun mulai tahun 2015, penjualannya semakin keras, baik dari pembeli yang datang ke rumahnya atau berupa pesanan khusus, hingga sekarang usahanya beromset jutaan rupiah.

Produk dari kertas bekas yang dihasilkannya beragam jenis, dari gantungan kunci seharga Rp 5 ribu, kotak tisu, tatakan gelas, tas, tampat sampah, kap lampu, tempat pensil, miniatur perahu dan kereta kuda yang harganya Rp 300 ribu.

"Saya sekarang tetap menerima pesanan dekorasi pameran, tapi itu tidak setiap hari ada. Jadi saya manfaatkan waktu untuk merangkai dan mengecat kerajinan kertas bekas ini," imbuh Sumiati.

Sumiati-BmxZ6p.jpg

Dia menjelaskan tahapan pembuatan kerajinan koran bekas, yakni diawali menggulung koran menjadi stick kecil dengan panjang yang disesuaikan kebutuhan. Kemudian stick koran dipipihkan dan dibentuk sesuai dengan desain yang barang yang ingin dibuat, misalkan dibentuk bulat atau elips.

Pekerjaan itu dilakukannya di ruang keluarga yang disulap menjadi ruang kerjanya. Setelah itu, berbagai bagian dirangkai menjadi satu produk seperti tas, atau kotak tisu, untuk selanjutnya dicat di pekarangan samping rumahnya.

"Semua tahap menggunakan lem, untuk menggulung menggunakan lem kertas, untuk merangkai satu bagian dengan bagian lain menggunakan lem kayu. Kalau untuk tas, biar kuat satu bagian dengan bagian lain saya tambahi jahitan. Catnya juga harus yang mengandung lem," cerita Sumiati.

Dia mengaku banyak orang tidak mau mengerjakan kerajinan koran bekas seperti itu karena pengerjaannya yang rumit. Tapi setelah kini dia mempekerjakan tetangga untuk menggulung koran, pengerjaannya jadi lebih sederhana.

Dia juga mengatakan usaha pengolahan koran bekas sangat diuntungkan karena bahan bisa didapatkan dengan sangat mudah. Selain itu, sebenarnya minat pembeli sangat besar asalkan produk kerajinan yang dihasilkan bagus dan rapih.

Sumiati-EvOCBf.jpg

"Saya ingin sekali tetangga-tetangga juga bisa mengerjakan dan punya usaha kerajinan seperti ini. Kan nanti kita bisa bekerjasama juga. Tapi sepertinya minat melakukan usaha ini masih kecil," ungkapnya.

Sumiati mengaku profesi suaminya sebagai guru sekolah swasta tidak mencukupi kebutuhan keluarganya. Namun dari kerajinan itu, dimana suaminya ikut membantu, kebutuhan belanja dan biaya pendidikan SMA 2 anaknya bisa dipenuhi.

Usaha Sumiati yang memiliki brand Killisa Desain itu juga menjadi usaha kecil binaan program Sustaining Competitive and Responsible Enterprise (Score) Plus yang diselenggarakan Business and Export Development Organization (BEDO), International Labour Organization (ILO) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES