Peristiwa Nasional

GM FKPPI: Ada Sejarah Kelam yang Tak Boleh Terulang

Sabtu, 23 September 2017 - 23:56 | 167.82k
Ketua PD XIII GM FKPPI Jatim Ir R. Agoes Soerjanto (Foto: Dok.TIMES Indonesia)
Ketua PD XIII GM FKPPI Jatim Ir R. Agoes Soerjanto (Foto: Dok.TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemutaran film G30S/PKI yang diinstruksikan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memantik perdebatan panjang. Khususnya terkait dengan perlu tidaknya film ini diputar dan ditonton bareng oleh generasi sekarang.

Polemik pun muncul. Bahkan makin seru dengan aneka gorengan isu yang sangat kencang berhembus dan dihembuskan. Kendati begitu, TNI tetap tak berubah pikiran. Nobar (nonton bareng) film ini pun tetap dilakukan, bahkan sudah mulai digelar sejak 20 September lalu di sejumlah tempat. 

Bagaimana generasi muda memandang polemik ini? Apa pula pandangan ormas GM FKPPI sebagai ormas kepemudaan yang terdiri dari putra putri TNI/Polri? Berikut wawancara TIMES Indonesia dengan Ketua PD XIII GM FKPPI Jatim Ir R. Agoes Soerjanto seputar polemik ini. 

Terkait dengan pemutaran film G30S/PKI, apa pendapat Anda tentang ini?
Saya menilai begini. Sikap Panglima TNI jelas sudah tepat. Karena TNI adalah garda terdepan pengawal ketahanan dan keamanan NKRI dan Pancasila. Maka jika ada yang membuat polemik dan menyeret-nyeret sikap dan instruksi untuk nobar film G30SPKI dari Panglima TNI itu terkait dengan agenda politik pilkada, apalagi pilpres, itu jelas isu ngawur dan dibuat-buat.

BACA JUGA: Mensos: Pemutaran Film G30S/PKI Tidak Harus Dipermasalahkan

Film-30-S-PKI-3XZNS.jpgScreenshoot Film G30S/PKI (Sumber: Youtube)

Anda melihatnya seperti apa?
Kami anak tentara. Jadi sangat tahu dalamnya jiwa patriotisme TNI. Apa yang dilakukan Panglima TNI itu jelas murni untuk NKRI dan menjaga dasar negara Pancasila. Substansi pemutaran film itu sudah jelas. Bahwa ada sejarah kelam di republik ini. Bahwa ada peristiwa PKI yang telah merongrong NKRI dengan cara akan mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi baru, yakni komunisme.

Jadi Anda melihat instruksi panglima itu sudah tepat?
Jelas sekali begitu. Kebijakan Panglima TNI justru membantu, mengedukasi dan memperkuat jiwa korsa TNI dan jiwa bhayangkara. Tujuannya agar TNI muda tergugah kembali dan  jangan ada yang masih memperdebatkan lagi kebhinekaan kita.

Konkretnyan seperti apa?
Begini. Terjadinya tragedi 30 September 1965 hingga terbunuhnya jenderal terbaik di negeri ini di tangan PKI adalah sejarah  nyata. Bukan rekayasa. Nah, film G30S PKI itu bisa menjadi rujukan dan gambaran nyata untuk generasi masa kini bahwa negara ini pernah mengalami sejarah kelam karena gerakan PKI. Ini harus diwaspadai hingga sekarang. Bahkan sampai generasi ke depan. Kita barus menjaga agar tidak ditarik-tarik mereka agar ideologi kita dirusak dengan ideologi komunisme. Bayangkan kalau mereka (para jenderal yang terbunuh) masih hidup, maka negeri ini akan   besar. Ini TNI yang punya sense itu.

Berarti Anda melihat TNI sudah punya data riil soal PKI ini dengan gerakan-gerakan barunya yang terselubung?
Yakin sekali. Dan kami yakin Panglima TNI tidak akan ngawur untuk mengambil sikap dan kebijakan agar kita menonton film G30S PKI. Kinerja intelijen TNI jelas kuat meski tak mungkin setiap data intelijen TNI dipublikasikan. Khususnya terkait temuan gerakan terlarang, termasuk di sini gerakan PKI. Maka saya kira, jangan ada yang mencoba membelokkan apa yang sudah menjadi kebijakan Panglima TNI. Ingat TNI adalah garda terdepan dan terakhir yang menjaga ketahanan dan keamanan NKRI. Dari panglima sampai babinsa, mereka inilah yang telah bertugas menjaga pertahanan dan keamanan di semua tingkatan. Inilah yang juga menjadi kekuatan negeri ini.

Film-30-S-PKI-2HpMca.jpgScreenshoot Film G30S/PKI (Sumber: Youtube)

Sebagai generasi muda dari anak-anak TNI/ Polri, apa komitmen dan tekad yang dilakukan GM FKPPI?
Pertama. Jangan usik orang tua kami yang telah berkomitmen menjaga keutuhan negeri ini, menjaga NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Jika ada yang mengaku bangga jadi anak PKI, maka kami lebih bangga jadi anak TNI. Kedua, bagi para pelaku yang mencoba meluruskan peristiwa G30SPKI dan minta keadilan, coba mereka tanyakan bagaimana luka batin anak-anak jenderal yang orang tuanya terbunuh. Bagaimana kepedihan kami anak-anak tentara dan Polri ini? Bagaimana anak-anak ulama yang orang tuanya terbunuh oleh oknum PKI. Nyaris tidak pernah ada yang menuntut keadilan pada negara seperti mereka, kan? Maka apa yang jadi kebijakan Panglima TNI merupakan deteksi dini dan memahamkan agar generasi muda melek sejarah. Bahwa negeri ini juga mengalami sejarah kelam yang tak boleh terulang.

BACA JUGA: Soal Nobar Film PKI, Panglima TNI: Yang Bisa Melarang Saya Hanya Pemerintah

Bagaimana Anda memandang adanya propaganda yang terbangun selama ini terkait konten film G30S/PKI?
Begini. Jika ada juga yang mencoba meluruskan dalam konten film G30S PKI tidak ada penyiksaan fisik, maka itu adalah propaganda. Waspadai ini. Maka negara harus tegas terhadap gejala yang akan membenturkan TNI dengan lembaga negara lainnya. Karenanya, sebagai anak tentara, kami juga akan sakit jika orang tua kami, para TNI akan dibentur-benturkan dengan lembaga lain. Karena kami dididik disiplin mengabdi, mencintai dan menjaga tanah air kami yang luas berkemajemukan Bhinneka Tunggal Ika.

Jangan mudah percaya bahwa TNI telah terseret dengan propaganda apapun. TNI masih tetap solid. Panglima TNI tak perlu takut dengan pengganggu-penggangu NKRI dan Pancasila.

GM FKPPI merasakan adanya pengganggu itu?
Sangat. Sangat terasa. Perlu dicatat juga. Kami anak-anak tentara sudah meredam luka batin sejak 1965 dan bahkan saat era reformasi. Karena kami tahu orang tua kami di TNI terus berbenah memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. TNI tetap independen dan terus tertata. Kami bangga jadi anak TNI.

BACA JUGA: Soal Nobar Film G30/S/PKI, Presiden: Lebih Baik Kalau Ada Versi Paling Baru

Terakhir, apa harapan Anda agar semua pihak bisa tenang dan melihat pemutaran film ini secara positif?
Sederhana saja. Saya berharap pemutaran film G30S PKi menjadi momentum mengingatkan bahwa jangan hanya berhenti pada September. Tetapi juga menjadi kepedulian pengusaha media televisi dan pengusaha cinema agar menghelat nobar gratis demi terciptanya kesinambungan edukasi sejarah kepada anak bangsa. Kami juga berharap pihak-pihak bisa mengenal lebih dekat bagaimana TNI mengabdikan diri untuk kepentingan negara dan bangsa. Dari tingkat bawah mulai dari koramil dengan para babinsanya. Maka agar jangan hanya mendengar apa yang diabdikan TNI secara nyata. karena TNI bukan hanya terdiri dari alutsista, tapi juga manusia yang bernyawa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES