Peristiwa Daerah

Kenang Masa Puncak Panen Tongkol, Nelayan Pancer Petik Laut

Sabtu, 23 September 2017 - 18:07 | 78.66k
Wabup Yusuf memberikan sambutan dalam acara Petik Laut Dusun Pancer (Foto : Ahmad Suudi / TIMES Indonesia)
Wabup Yusuf memberikan sambutan dalam acara Petik Laut Dusun Pancer (Foto : Ahmad Suudi / TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang memiliki tradisi unik dalam menyatakan harapannya. Warga yang kesehehariannya menjadi nelayan ini menggelar Petik Laut.

Acara itu dimulai dengan mengarak replika perahu berbahan dasar triplek berisi perlengkapan sesajen. Ada ayam panggang, ayam hidup, cermin, kembang telon, jajanan pasar, aneka buah, hingga kepala kambing berkalung emas dan beranting pancing emas. Sesajen ini diarak dari balai dusun ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) setempat, Sabtu (23/9/2017).

Dalam acara itu, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko mengatakan agar masyarakat terus meningkatkan kualitas acara dengan kreasi dan inovasi. Pasalnya untuk mengundang lebih banyak wisatawan, Banyuwangi harus terus menggelar even-even yang unik dan menarik.

Petik-LautkWNnZ.jpg

"Yang sekarang sudah bagus. Tapi ini harus terus ditingkatkan agar lebih bagus lagi. Kami juga berharap agar acara ini akhirnya membawa manfaat menambah kesejahteraan masyarakat," kata Yusuf.

Setelah itu, replika perahu dinaikkan perahu nelayan dan dibawa sejauh 6 kilometer untuk ditenggelamkan ke dalam laut. Masyarakat percaya, replika kapal tempat sesajen diletakkan itu, tenggelam dalam pusaran air yang dibuat mahluk gaib penguasa laut setempat.

Kepada TIMES Indonesia, Kepala Panitia Petik Laut Pancer Husni Tamrin mengatakan, masyarakat berharap mereka mendapatkan keselamatan saat melaut dan hasil ikan yang melimpah. Jenis ikan yang banyak dihasilkan nelayan Pancer adalah Tongkol dan Tuna.

"Tahun 90-93, tahun-tahun paling melimpah tongkol loreng, waktu itu semalam 2 sampai 3 ton rutin didapat setiap hari," kata Husni.

Namun puncak panen ikan itu usai saat tsunami melanda sebagian Desa Sumberagung, dimana Dusun Pancer mengalami kerusakan parah, di tahun 1994. Nelayan Pancer juga sempat kesulitan menangkap ikan di tahun 2003 hingga 2005, sampai tak satupun ikan tertangkap, dan Petik Laut digelar hanya sekedarnya.

"Sejak tahun lalu ikan kembali sepi. Sebulan terakhir ikan mulai bermunculan, kami berharap akan semakin ramai," imbuh Husni.

Petik-laut-2UbHqI.jpg

Setiap tahunnya juga ada saat-saat dimana ikan sepi, yang biasanya jatuh pada akhir Desember akhir hingga Maret. Husni menjelaskan biasanya Bulan April dirinya baru bisa menghasilkan ikan saat melaut.

"Pada umumnya setiap kapal menghasilkan 3 ton ikan per bulan. Setiap kapal biasanya memiliki 8 orang anak buah kapal," pungkas Husni.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES