Kopi TIMES

Ayo Segera Berubah

Sabtu, 23 September 2017 - 15:27 | 32.00k
Noor Shodiq Askandar, Wakil Rektor 2 Unisma, Ketua PW LazisNU Jatim. (Grafis: TIMES Indonesia)
Noor Shodiq Askandar, Wakil Rektor 2 Unisma, Ketua PW LazisNU Jatim. (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Hijrah itu berubah ke arah yang lebih baik. Jangan menuju hal yang lebih buruk, karena itu berarti kemunduran. Bagi yang ingin sukses, tidak boleh mundur selangkahpun, dan tidak boleh juga tetap dalam barisan. Jika mau maju, maka harus selangkah lebih maju daripada yang lain. 

Mengutip tulisan Dahlan Iskan, salah satu kiat sukses itu kalau kita mau jadi pelopor (yang terdepan), dan untuk menjadi yang terdepan itu kita harus kratif dan inovatif. Merugilah orang yang hari ini masih melakukan hal yang sama dengan hari kemarin. Hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Sebagaimana tulisan sebelumnya, hijrah berarti berpindah kearah yang lebih baik dan lebih meungkinkan untuk berkembang. Dalam konteks kekinian, dapat diartikan dalam beberapa hal. Pertama, berhijrahlah dari kebodohan dengan lebih banyak belajar, lebih banyak waktu untuk membaca dan lebih banyak melakukan praktik kehidupan yang nyata. 

Nabi Sulaiman telah mencontohkan untuk memilih ilmu daripada harta benda, sehingga pada saatnya dengan ilmulah nabi Sulaiman mendapatkan kekayaan yang sedemikian besar dan mampu mengelolanya dengan cara kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas. Segala hal yang dilakukan nabi Sulaiman dalam sejarahnya, selalu dilakukan dengan strategi yang tepat. 

Rasulullah SAW juga menunjukkan betapa pentingnya berubah menjadi lebih baik dengan memberikan arahan bahwa “belajar itu dimulai dari saat lahir sampai masuk ke liang lahat”. Sampai sampai Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk “menuntut ilmu sampai ke negeri Cina”.

Kedua, berhijrahlah dari kenyamanan hidup dengan mencari dan menghadapi tantangan untuk diselesaikan. Kenapa demikian? Karena kondisi ini yang membuat manusia terlena dan kemudian memunculkan mental buruh. 

Hampir semua orang jika ditanya, nanti mau jadi apa? Sebagian besar pasti jawabannya ingin jadi pegawai (jadi pegawai negeri sipil, jadi pegawai bank, jadi pegawai pabrik, dan lain sebagainya). 

Apa yang terjadi kemudian? Negara Indonesia yang tanahnya subur makmur, gemah ripah loh jinawi, karena dilalui garis katulistiwa, dalam kenyataannya justru banyak mengkonsumsi barang impor. Buah buahan impor, Makanan impor, assesoris impor, baju impor, kendaraan impor, dan lain sebagainya. 

Jika mau berubah, bukan tidak mungkin kalau tanah Indonesia mampu menghasilkan buah, makanan, dan lain sebagainya yang lebih berkualitas dari Negara lain. Penuhilah kebutuhan dengan hasil negeri sendiri dan upaya dari tangan sendiri..Rasulullah saw bersabda “Siapa yang mencari nafkah yang halal, guna menjaaga dirinya dari meminta minta guna memenuhi kebutuhan keluarga, serta guna berbagi dengan tetangga, maka ia datang pada hari kiamat dengan wajah laksana bulan purnama (HR Tabrani). 

Hadits yang lain “tidak ada makanan yang lebih baik, kecuali dari hasil tangannya” dan “ setiap orang akan mendapatkan sesuai yang dikerjakannya”.

Ketiga, berubahlah menjadi orang yang bermanfaat. Rasulullah saw menjelaskan “choirun nas anfa’uhum linnas”. Sebaik baik manusia adalah adalah manusai yang bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, usahakan untuk berbuat yang bermanfaat bagi orang lain, dan jangan menggantungkan diri pada orang lain’. 

Termasuk jangan mengutamakan keuntungan diri sendiri. Untuk ini Rasulullah saw telah memberikan garis tegas dalam hadits “Siapa yang mencari nafkah yang halal, guna menjaaga dirinya dari meminta minta guna memenuhi kebutuhan keluarga, serta guna berbagi dengan tetangga, maka ia datang pada hari kiamat dengan wajah laksana bulan purnama (HR Tabrani)

Keempat, jadilah wirausaha supaya hidup lebih manfaat. Dengan wirausaha kita dapat menjadikan sesuatu meningkat nilai tambahnya sehingga kemanfaatannya juga meningkat. 

Gabah yang dirubah jadi nasi telah meningkatkan manfaat dari bahan mentah menjadi barang yang layak konsumsi. Kapas dirubah jadi kain dan kemudian kain dirubah jadi pakaian yang bisa digunakan untuk menutup aurat, mempercantik penampilan, membuat orang tampil lebih elegan dan lain sebagainya.

Begitulah, hidup harus terus berjalan, keadaan juga harus lebih baik. Tiada hari tanpa perubahan dan tiada waktu tanpa kemanfaatan. Bagaimana dengan anda? (*)

Noor Shodiq Askandar, Wakil Rektor II Unisma

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES