Pendidikan

Dirjen Kemenristek Ingatkan Pentingnya Soft Skill Mahasiswa

Sabtu, 23 September 2017 - 11:12 | 210.87k
Sosialisasi Peningkatan Kemampuan Program Mahasiswa oleh Kasubdit Penalaran dan Kreativitas Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Dr Widyo Winarso. (Foto: Imadudin/TIMES Indonesia)
Sosialisasi Peningkatan Kemampuan Program Mahasiswa oleh Kasubdit Penalaran dan Kreativitas Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Dr Widyo Winarso. (Foto: Imadudin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kemampuan soft skill menjadi kebutuhan pertama dunia kerja, dibandingkan kemampuan hard skill.

Hal ini disampaikan Kasubdit Penalaran dan Kreativitas Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Widyo Winarso, pada  Sosialisasi Peningkatan Kemampuan Program Mahasiswa, dengan tema "Revitalisasi Program Kemahasiswaan ITN Malang," di Ruang AMPHII Teknik Elektro ITN, Kota Malang, Sabtu (23/9/2017).

Widyo mengatakan di zaman saat ini, banyak perushaan yang menerima pegawai karena punya soft skill yang mumpuni. Ia mengatakan soft skill ini lebih dibutuhkan di dunia kerja, karena membuktikan orang tersebut punya kemampuan atau tidak dibandingkan hard skill saja.

Dr-Widyo-WinarsowN5mh.jpg

"Soft skill dibutuhkan di dunia kerja karena itu menjadi pembuktian kemampuan seseorang," katanya.

Widyo menyampaikan Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), mendorong semua perguruan tinggi, untuk terus melakukan pembinaan kemahasiswaan untuk memperkuat soft skill lulusan. Ia juga menyebutkan pengembangan soft skill ini bisa ditingkatkan universitas melalui pengembangan bakat, minat namun tetap tidak menanggalkan akademiknya.

“Paradigmanya sekarang berubah, harus disesuaikan. Pengembangan bakat, minat untuk mengembangkan soft skill mahasiswa juga sangat diperlukan, namun tetap tidak boleh menanggalkan akademiknya,” terangnya.

Soft-Skill-MahasiswaGBKqX.jpg

Widyo menyebutkan, soft skill saat ini juga telah masuk dalam program mobilitas pihak kementerian. Salah satunya dengan adanya pemberian kredit tertentu dalam program akselerasi di bidang hard skill sekaligus soft skill melalui kegiatan kemahasiwaan dan prestasi di bidang non akademik. 

"Pengakuan kredit ini, bisa dilakukan dengan mengkonversikan dengan mata kuliah tertentu yang masuk dalam sistem kredit semester (SKS) yang diambil mahasiswa,” ungkapnya.

Selain memberikan penjelasan tentang program peningkatakan program kemahasiswaan, Widyo juga memberikan motivasi dan kiat-kiat membuat proposal PKM dan PIMNAS bagi mahasiswa ITN. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES