Pendidikan

Yudi Latif Beri Kuliah Umum di Untag Banyuwangi

Jumat, 22 September 2017 - 23:22 | 47.22k
Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), Dr Yudi Latif saat memberikan kuliah umum di Auditorium Untag Banyuwangi, Jumat (22/9/2017) (Foto: Hafil Ahmad/TIMES Indonesia)
Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), Dr Yudi Latif saat memberikan kuliah umum di Auditorium Untag Banyuwangi, Jumat (22/9/2017) (Foto: Hafil Ahmad/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi berbangga dengan kehadirannya Kepala Unit Kerja Presiden – Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), Dr Yudi Latif yang memberikan materi kuliah umum untuk mahasiswa baru tahun ajaran 2017-2018., Jumat (22/9/2017).

Dalam kuliah umum yang di adakan di Auditorium kampus, , Yudi mengusung tema ‘Generasi Unggul, Tata Azas, Berwawasan Kebangsaan: Kontribusi Untag Banyuwangi Menyongsong 1 Abad Indonesia’.

Yudi mengtakan, sebagai bangsa yang besar, Indonesia, hendaknya juga dipahami oleh warga negara yang diharapkan juga memiliki jiwa serta pikiran yang besar pula. .

"Jangan bandingkan Indonesia dengan negara-negara yang ada di Asia Tenggara hal itu terlalu kecil, buktinya? dari Sabang sampai Merauke itu memakan waktu selama 8 hingga 9 jam melalui udara, hampir sama jaraknya dari Jakarta menuju Bandara King Abdul Aziz Makkah. Apalagi Negara Singapura yang luasnya sama dengan Banyuwangi."  Begitu sepenggal isi kuliah umum yang dikutip TIMES Indonesia.

Yudi lebih lanjut mengatakan. “Seharusnya sebagai bangsa yang besar pikiran dan jiwa kita harus besar, jangan berpikiran dan bersikap sempit. Indonesia itu besar, kita harus berjiwa besar,” ucapnya di atas panggung Untag Banyuwangi.

Dalam kesempatan itu, Yudi menyampaikan adanya gempuran ideologi asing yang harus diwaspadai. Seperti pada ancaman komunisme, neo-liberalisme, dan gerakan ekstrimisme yang ditimbulkan oleh bentuk eksklusifisme.

“Yang penting dalam hal ini, bahwa diperlukan semacam kejujuran, pisau analisis kita bahwa yang ingin kita kembangkan di masyarakat itu satu sifat yang bisa merespon, memperkuat nilai-nilai Pancasila, sehingga mempunyai daya resisten terhadap barbagai ancaman itu,” ucapnya.

Yudi juga menilai, Pancasila kurang menarik minat mahasiswa, banyak mahasiswa di pendidikan tinggi lebih tertarik pada ideologi-ideologi lain. Terkait hal ini, Yudi menilai bahwa hal itu merupakan kritik internal terhadap Pancasila itu sendiri, padahal Pancasila ini sabuk keselamatan bersama. 

“Kalaupun masih diajarkan metode deliverynya tidak menarik atau mungkin terlalu mengawang, elitis, tidak membumi, sehingga memberi ruang bagi ideologi lain untuk tumbuh di berbagai Universitas,” imbuhnya.

Sebelumnya, Rektor Untag Banyuwangi, Andang Subaharianto mengatakan, pihaknya berkewajiban memberikan bekal terhadap seluruh mahasiswa untuk memahami sejarah Bangsa Indonesia yang berideologikan Pancasila serta menjunjung tinggi kebhinekaan. 

“Harus segera kita mulai, karena 20 tahun lagi mereka yang akan mampu menjawab tantangan Indonesia kedepan dan yang terdepan adalah mereka,” kata Hari sapaan akrab Rektor kampus merah itu.

Tidak hanya menciptakan generasi yang ungul, sambung Hari, untuk Indonesia ke depan diperlukan generasi yang paham akan sejarah bangsa. Selain itu, pihaknya telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan UKP-PIP dalam menyiapkan generasi yang berwawasan kebangsaan, sehingga rencana besar kampus Untag dalam membekali mahasiswanya dapat segera terjawab.

“Kita MoU dengan UKP PIP dan ada tindak lanjut dari mereka dalam rangka menyiapkan generasi yang unggul, taat azas, berwawasan kebangsaan,” imbuhnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES