Kopi TIMES

Hijrah dari Kecemasan menuju Optimistis

Sabtu, 23 September 2017 - 07:38 | 28.67k
Mukhlas Syarkun
Mukhlas Syarkun

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di tahun baru ini kita patut merenung kembali Kalam Ilahi untuk evaluasi diri bahwa Allah telah memuliakan anak Adam serta memberi anugerah berupa alam jagad raya ini dan sekaligus ditundukkannya untuk manusia.

Ini memberi mesej yang sangat kuat bahwa manusia diciptakan untuk tetap dalam kemuliaan, kejayaan, dan keunggulan dan tak perlu ada yang dicemaskan. Karena Allah telah menobatkan manusia sebagai khalifah. Inni jaa'ala fil ardli khalifah.

Oleh karena itu، manusia harus selalu optimis dalam mengarungi badai kehidupan ini, sebab Tuhan telah melengkapi dengan kemungkinan yang tidak terdapat pada makhluk lain. Meskipun tidak diberi sayap tapi manusia bisa terbang tinggi, manusia  mampu menyelam di dasar laut, dengan akal manusia mampu mencipta mobil yang dapat berlari melebihi larinya kuda.

Tetapi anehnya manusia selalu dirundung kecemasan, sehingga menanggalkan kemuliaan dan berprilaku bagaikan hewan, bahkan lebih rendah, demikian Allah menyindir dalam Al-Qur'an.

Meskipun Allah telah meyakinkan bahwa manusia itu sebagai penguasa bumi, tetapi masih banyak yang cemas dan merebut kursi jabatan dengan jalan salah, curang dan akal akalan.

Meskipun Allah telah mayakinkan bahwa Allah Maha kaya dan menjamin rezekinya, tetapi manusia tak yakin dan selalu dirundung kecemasan dan melakukan tindakan yang melanggar aturan demi kekayaan.

Perlu dipahami bahwa kecemasan itu puncak dari segala kejahatan. Karena ia bersumber dari bisikan syetan yang menafikan betapa besar anugerah Tuhan.

Sesungguhnya kecemasan itu mendorong manusia untuk berkuasa dengan jalan salah, padahal cara seperti itu hakikatnya telah melepaskan diri sebagai Khalifah Allah, dan mengarahkan menjadi budak nafsu dan tentara setan serta akan dicatat oleh sejarah sebagai penguasa yang tiran.

Manusia dengan limpahan harta, tetapi diperoleh dengan jalan yang salah. Maka sesungguhnya ia memiliki harta yang tidak diberkahi. Harta itu hanya sebagai pemuas nafsu yang membawa sengsara pada akhirnya nanti.

Jika manusia gagal menggunakan potensi diri dan merasa cemas، maka itu lebih disebabkan oleh diri manusia itu sendiri, dalam kitab suci-Nya mencela bahwa keburukan yang menimpa pada manusia itu hakikatnya datangnya dari diri manusia itu sendiri, kerana Allah telah memberi kebaikan bahkan yang terbaik (fadzilah wa rahmah)

Oleh karena itu, manusia harus selalu optmis dan tetap dalam  kemuliaan di jalan kebenaran. Namun semua itu tergantung sejauh mana manusia itu sedar untuk mengikuti jalan yang yang ditentukan Tuhan.

Sesungguhnya optimis meraih kejayaan dan kemuliaan adalah hak milik manusia, namun hanya sedikit yang mewujudkan hak asasi ini dalam kehidupannya. Justru manusia berada pada sisi sebalikannya yaitu dipenuhi dengan kecemasan dan tentu akan mengganti pada jalan yang menghinakan.

Semoga di tahun baru ini memotivasi untuk membuang jauh jauh kecemasan dan memperkokoh sikap optimis agar dapat  mensyukuri anugerah Ilahi Robbi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES