Wisata

Menelusuri Museum Mpu Tantular Menggunakan Virtual 3D

Sabtu, 23 September 2017 - 04:03 | 46.72k
I Gede Aris Darmayasa memperagakan cara kerja museum virtual 3D buatannya, Jumat (22/9). (Foto: Lely/TIMES Indonesia)
I Gede Aris Darmayasa memperagakan cara kerja museum virtual 3D buatannya, Jumat (22/9). (Foto: Lely/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menyusuri museum kini lebih futuristik. Menyilangkan konsep digital dan budaya, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), I Gede Aris Darmayasa, mengenalkan sebuah teknologi musem virtual 3D, Jumat (22/9).

Pria kelahiran 19 September 1995 ini menciptakan museum virtual 3D dengan mengambil lokasi di Museum Mpu Tantular, Surabaya.

Ide pembuatan terinspirasi dari tantangan dosen yang menawarkan untuk membuat musem menarik bagi pengunjung. Sekaligus menjadi karya Tugas Akhir (TA) wisudawan dari Departemen Teknik Komputer ini.

Aris mengatakan konsep dalam museum virtual 3D Mpu Tantular ini sebenarnya sudah banyak diciptakan di luar negeri. Contohnya Taiwan.

“Bedanya dengan karya TA saya ini adalah pengunjung tidak hanya melihat secara virtual lewat kacamata tiga dimensi, tetapi juga bisa merasakan masuk sungguhan pada museum dan bisa mengenali benda-benda di museum dengan mudah karena disertakan penjelasan  yang mudah dimengerti,” terang cowok asal Bali yang akan diwisuda pada hari Minggu (24/9) mendatang.

Selain itu, pengunjung bisa mengeksplorasi sendiri museum virtual ciptaannya dengan petunjuk yang diberikan. Karena museum ini dilengkapi dengan sensor leap motion.

Prinsip kerja sensor leap motion menggantikan kerja keyboard dan mouse lewat pancaran infrared yang bisa diganti dengan tangan pengunjung.

Museum Virtual ditampilkan dengan menggunakan TV 3D Steril yang dikonversikan dengan kacamata tiga dimensi untuk menampilkan gambar lebih nyata.

Sensor ini akan mengenali tangan dari pengunjung. Sensor ini akan diproses sehingga setiap gerakan tangan akan menjadi sebuah perintah pada museum virtual.

"Misalnya mengepalkan tangan ke depan berarti maju menelusuri museum,” jelas mahasiswa angkatan 2013 ini lagi.

Pada museum virtual diberi tanda berupa tangan dan kaki, di mana akan menunjukkan spot-spot bagus dalam museum tersebut seperti Pejati, Genta, Tirta , Arca Dewi Wurga dan Arca Dewa Siwa.

Aris mengungkapkan, pada museum virtual buatannya ini dibuat suasana baru dibanding suasana Mpu Tantular. Aris menambahkan suasana Pura untuk menambah kesan khas Hindu karena barang-barang peninggalan di Museum Mpu Tantular kebanyakan bercorak Hindu.

Dalam proses pengerjaan museum dan TA-nya tersebut,  Aris menghabiskan waktu selama dua semester. Satu semester untuk riset dan satu semester lagi untuk eksekusi.

Ia mengatakan kendala yang dialami dalam masa pembuatannya ialah kesulitan dalam rekonstruksi pada tampilan serta lama waktu dalam mengkoding museum.

Saat ini Aris masih terus mengembangkan museum virtualnya agar semakin baik, khususnya semakin memudahkan pemberian edukasi pada pengunjung.

“Saya harap dengan adanya musem virtual di Mpu Tantular bisa menarik pengunjung dan mempermudah edukasi museum kepada pengunjung. Dan lewat museum ini semakin berkurang paradigma bahwa wisata museum sangatlah membosankan,” ujar pria yang bercita-cita menjadi dosen tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES