Peristiwa Daerah

Toleransi Muharram Warga Lereng Raung

Jumat, 22 September 2017 - 07:52 | 58.63k
Kepala Desa Jambewangi, Suprayitno (kiri) merayakan Tahun Baru Muharram 1439 Hijriah bersama pimpinan umat beragama di Lereng Raung, Kamis malam (21/9/2017). Foto: Dian Effendi/TIMES Indonesia)
Kepala Desa Jambewangi, Suprayitno (kiri) merayakan Tahun Baru Muharram 1439 Hijriah bersama pimpinan umat beragama di Lereng Raung, Kamis malam (21/9/2017). Foto: Dian Effendi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Peringatan tahun baru Muharram 1439 Hijriah terasa lebih bermakna saat umat beragama lain turut merayakannya. Seperti yang terjadi di Dusun Sidomulyo.

Dari 597 kepala keluarga (KK), terdapat 38 keluarga beragama non muslim. Warga dusun yang terletak di lereng Gunung Raung, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur tersebut sejak lama hidup berdampingan dengan kerukunan.

Menurut Kepala Desa Jambewangi, Suprayitno, terdapat 15 KK beragama Hindu, 17 KK Kristen Protestan, dan 6 KK beragama Katholik, dan sisanya sebanyak 559 KK beragama Islam.

Toleransi-Muharram-2ItBmM.jpg

“Selama ini warga hidup rukun, saling membantu dan sama sekali tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain,” kata Suprayitno.

Kerukunan hidup beragama terlihat saat malam pergantian tahun baru Muharram 1438 Hijriah. Oleh warga setempat, kegiatan tasyakuran dipusatkan di lapangan dekat hutan pinus, Kamis malam (21/9/2017).

Toleransi-Muharram-34lmOx.jpg

“Jika ditempat lain 1 Muharram hanya diperingati oleh penganut agama Islam, tapi di Sidomulyo, warga non muslim juga turut merayakan,” tambah Suprayitno.

Usai waktu shalat Isya, warga mulai berkumpul di tengah lapang sambil membawa Sego Takir, jenis makanan berbahan nasi, aneka lauk dan sayuran.

Setelah acara sambutan dari kepala desa dan tokoh setempat, acara dilanjutkan dengan doa bersama. Secara bergantian para pemimpin agama memimpin doa untuk umatnya masing-masing.

Doa diawali untuk umat Kristiani oleh Pdt Slamet, dilanjutkan doa untuk umat Hindu yang dipimpin Mangku Misdi, dan dilanjutkan doa oleh Ustadz Mustajib untuk umat muslim.

Toleransi-Muharram-5XLm5r.jpg

Usai doa bersama, acara dilanjutkan dengan kegiatan selamatan dan makan bersama Sego Takir oleh seluruh warga yang hadir. Dalam kegiatan bertema Grebek 1001 Takir dalam rangka peringatan 1 Suro 1439 Hijriah dan Bersih Dusun Sidomulyo itu warga terlihat tidak ada sekat meski berbeda keyakinan.

Menurut Mangku Misdi, meski umat Hindu adalah kaum minoritas di dusun kampung KB itu, tak sedikitpun ada tekanan ataupun singgungan dari umat lain.

BerdoaeVoxd.jpg

“Semua adalah saudara. Setiap ada kegiatan keagamaan semua warga saling membantu,” kata Mangku Misdi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Pasuruan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES