Wisata Kabupaten Malang Emas

Pesona Satu Suro di Gunung Kawi, Tarian Hingga Bakar Angkara Murka

Kamis, 21 September 2017 - 18:05 | 107.26k
Gumebyar Pesona Gunung Kawi 2017, Kamis (21/9/2017). (Foto: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)
Gumebyar Pesona Gunung Kawi 2017, Kamis (21/9/2017). (Foto: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)
FOKUS

Kabupaten Malang Emas

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bulan suro dalam penanggalan Jawa atau 1 Muharom menjadi saat yang istimewa di Gunung Kawi, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. 

Di lokasi ini selalu digelar peringatan Suroan dengan cara yang meriah. Seperti halnya tahun ini, sebuah acara juga digelar dengan tajuk Gumebyar Pesona Budaya Gunung Kawi 2017.

Ratusan penampil seni menampilkan kreativitas mereka masing-masing.  Mereka berasal  dari 14 RW di wilayah Wonosari unjuk gigi dalam kegiatan ini, Kamis (21/9/2017). 

Puncak kegiatan digelar dengan pertunjukan budaya juga dibarengkan dengan kirab budaya ritual Suroan.

Mulai tari-tarian, kesenian banjari hingga kesenian lainnya disajikan penampil di hadapan Bupati Malang, Rendra Kresna, dan pejabat lainnya. 

rendra-kresna-bupati-malangmwof0.jpgBupati Malang, Rendra Kresna

Setiap RW juga menampilkan kreativitas mereka berdandan dengan kostum bernuansa tradisional.

Pawai penampilan masing-masing RW ini diberangkatkan oleh Rendra Kresna, di terminal Wonosari dan berhenti di pesarean Gunung Kawi. 

satu-suro1tikahVbct.jpg

Kirab ini selalu  memantik minat ribuan wisatawan, bahkan ada yang datang dari luar Jawa ini  diikuti 14 RW dari Desa Wonosari. 

Sebagai puncaknya, dibakar ogoh-ogoh sebagai bentuk penghancuran terhadap angkara murka dan sifat buruk lainnya dalam diri manusia.  Harapannya, di masa depan sifat manusia menjadi lebih baik lagi dan terhindar dari aneka angkara murka.

Gumebyar Pesona Budaya Gunung Kawi 2017 ini digelar dalam rangka memperingati Suroan serta wafatnya Eyang Djugo (Kiai Zakaria) ke-151 dan Haul Ke-146 RM Imam Soedjono. Dua tokoh itu merupakan leluhur Gunung Kawi. 

Kegiatan digelar sejak Selasa (19/9/2017) hingga hari ini. 
Hari pertama akan dibuka dengan festival produk olahan unggulan ketela rambat alias telo. Pesertanya adalah 33 kecamatan di wilayah Kabupaten Malang.

atu-suro2tikaNG2X5.jpg

Lomba tersebut sekaligus penilaian festival kuliner olahan ketela diiringi kesenian masyarakat Gunung Kawi.

Kepala Desa Wonosari, Kuswanto, menjelaskan, lomba olahan ketela dipilih karena telo merupakan salah satu komoditas unggulan di kawasan ini. 

Acara lain, 20 September juga diadakan lomba cipta tari khas Gunung Kawi yang pesertanya dari 33 kecamatan. Lomba ini digelar karena warga Gunung Kawi belum memiliki ciri khas tarian.

Kegiatan ini sebagai lambang rasa syukur dan melestarikan budaya sekaligus menghormati Eyang Djugo dan RM Imam Soedjono. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES