Peristiwa Daerah Teknologi Pertanian Indonesia

Dinas dan Kampus di NTT Siap Kawal Swasembada Pangan

Selasa, 19 September 2017 - 18:43 | 31.26k
Ketua STPP Malang bersama Kepala Dinas Pertanian, Dinas Peternakan NTT dan kampus Universitas Nusa Cendana. (Foto Humas STPP Malang for TIMES Indonesia)
Ketua STPP Malang bersama Kepala Dinas Pertanian, Dinas Peternakan NTT dan kampus Universitas Nusa Cendana. (Foto Humas STPP Malang for TIMES Indonesia)
FOKUS

Teknologi Pertanian Indonesia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama perguruan tinggi setempat, serius dalam pengawalan dan pendampingan mewujudkan swasembada pangan. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang mengapresiasi keseriusan tersebut.

Sebagai koordinator wilayah, STPP Malang melihat keseriusan Dinas Pertanian, Dinas Peternakan Provinsi NTT bersama Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang dalam menggarap program pendampingan dan pengawalan terhadap swasembada pangan.

Ketua STPP Malang Siti Munifah mengatakan, baru pertama kali kegiatan pendampingan dan pengawalan, untuk wilayah NTT, dijalin kerja sama dengan dinas dan perguruan tinggi. Sebelumnya, kegiatan ini telah berjalan di wilayah Jawa Timur.

Ketua-STPP-Malang-bersama-Kepala-Dinas-PertanianoS1e6.jpg

"Karena wilayah koordinasi kerja STPP Malang termasuk NTT, maka kegiatan ini bekerjasama dengan Universitas Nusa Cendana, Dinas Pertanian NTT, dan Dinas Peternakan NTT," terang Munifah kepada TIMES Indonesia.

BACA JUGAKetua STPP Malang: Sinergi PT dan Dinas di Daerah Itu Penting

Dia menjelaskan, kegiatan pendampingan dan pengawalan terhadap peningkatan swasembada pangan, sejalan dengan program Upaya Khusus (Upsus) Padi Jagung Kedelai (Pajale). Pada kegiatan Upsus ini, STPP Malang menjadi koordinator 4 (empat) kabupaten di provinsi NTT.

Pada rapat koordinasi yang digelar di Surabaya pekan lalu, terjadi kesepakatan antara STPP Malang dengan Undana dan dua dinas provinsi itu. Kesepakatan untuk merumuskan pelaksanaan tugas khusus pendampingan dan pengawalan terhadap swasembada pangan di wilayah NTT.

Dalam kesepakatan tersebut, sejumlah perwakilan yang hadir, yaitu Kepala Dinas Pertanian NTT Ir Yohanis Tay Ruba, Kepala Dinas Peternakan NTT Ir Danny Suhadi, dan Dekan Fakultas Pertanian Undana Dr Ir Damianus Adar MEc.

Bersama STPP Malang selaku koordinator, mereka merumuskan rencana pendampingan dan pengawalan Upsus untuk komoditas kedelai, bawang merah, serta kegiatan peternakan berupa program Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab). Produk lokal yang juga digenjot pada sektor perkebunan adalah jambu mete. 

Munifah menerangkan, regulasi dan pola yang diterapkan dalam pendampingan akan digodok bersama. Maksudnya, supaya target sasaran bisa tercapai. "Untuk itu perlu keseriusan serta ketepatan antara pelaku lokasi dan komoditas yang ditentukan," ucapnya.

STPP-Malang-BH7AXY.jpg

Sementara, keterlibatan alumni dan pemuda tani harus dioptimalkan, karena kegitan ini juga perwujudan dari program Kementan dalam upaya regenerasi petani. 

Oleh karena itu, lanjutnya, calon peserta dan lokasi untuk pendampingan dan pengawalan ini harus tepat guna dan tepat sasaran. "Kegiatan ini supaya  berkesinambungan," imbuhnya.

Masih dalam konteks yang sama, Ketua STPP Malang juga berharap agar penentuan lokasi dan komoditas bisa disinergikan sebagai ajang pembelajaran usaha nyata agribisnis.

"Adanya kerjasama dengan perguruan tinggi mitra akan membuat kegiatan berjalan efektif dan efisisien,"  tandasnya.

Seperti diketahui, program pengawalan pendampingan akan dilaksanakan Oktober sampai Desember 2017 mendatang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES