Peristiwa Daerah

Penyuluhan, Lokomotif Wujudkan Swasembada Pangan

Selasa, 19 September 2017 - 18:26 | 77.87k
Ilustrasi penyuluh pertanian saat bertugas di lapangan. (Foto: LowonganKerjaSatu)
Ilustrasi penyuluh pertanian saat bertugas di lapangan. (Foto: LowonganKerjaSatu)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tiga pilar utama Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, yaitu penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan. Penyuluhan sebagai lokomotif, sementara pendidikan dan pelatihan mendukungnya. 

Demikian disampaikan Kepala BPPSDMP Dr Ir Momon Rusmono di depan para Kepala Dinas dari sejumlah provinsi dan 9 perguruan tinggi yang turut dalam rapat koordinasi pengawalan - pendampingan terhadap Penguatan Swasembada Pangan Kegiatan APBN-P tahun 2017, beberapa waktu lalu di Surabaya.

Kepada perguruan tinggi dan kepala dinas pertanian, Momon meminta agar penyuluhan di tingkat desa dan kecamatan diperkuat.

"Supaya program bisa jalan, penyuluhan harus diperkuat di tingkat kecamatan dan desa," kata Momon.

BACA JUGA: Kepala BPPSDMP: Tumbuhkan Kelembagaan Ekonomi Petani

Dia menjelaskan, para penyuluh yang melakukan pelayanan dasar kepada petani, termasuk mengembangkan aspek kelembagaannya. Agar optimal perlu dukungan seluruh stakeholder.

Secara khusus, terkait program swasembada pangan yang terus digencarkan pemerintah, pada pengawalan dan pendampingan ini, akan difokuskan pada peningkatan produksi komoditas pertanian tertentu, serta penguatan perbenihan/perbibitan.

BACA JUGA: Ketua STPP Malang: Sinergi PT dan Dinas di Daerah Itu Penting

Lebih lanjut dijelaskan, APBN-P tahun 2017, untuk tanaman pangan fokus pada kedelai. Sedangkan hortikultura pada komoditas bawang putih, bawang merah, aneka cabai, mangga, dan jeruk.

"Tarhet kedelai swasembada tahun 2018, bawang putih 2019. Ini harus dikawal ketat," tegasnya.

Sementara, untuk perkebunan difokuskan pada karet, kopi, kakao, dan kelapa. Khusus untuk peternakan, lanjutnya, mendukung program Upsus Siwab, termasuk pelatihan sertifikasi bagi akseptor Inseminasi buatan.

Dia mengingatkan, yang diberi mandat utama mengawal dan mendampingi adalah penyuluh. "Baru didukung dosen, mahasiswa, dan alumni. Karena yang tahu semua itu penyuluh," sambungnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES