Pendidikan

Penuhi Kebutuhan Listrik Kampus, UMM Kembangkan Energi Fotovoltaik

Sabtu, 16 September 2017 - 10:24 | 37.78k
Energi Fotovoltaik. (Foto: Otonomi)
Energi Fotovoltaik. (Foto: Otonomi)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembangkan inovasi sumber energi terbarukan energi Fotovoltaik untuk memenuhi kebutuhan listrik di area kampus.

Pengembangan tersebut mampu memenuhi kebutuhan listrik (penerangan) hingga di 30 titik atau 20 persen dari kebutuhan listrik di area kampus setempat.

Fotovoltaik adalah teknologi yang menggunakan aplikasi panel surya untuk mengubah sinar Matahari menjadi listrik.

"Dari pengembangan energi ftovoltaik saja UMM bisa menghemat anggaran penerangan hingga Rp 50 juta per bulan, setara 200 kWh atau sekitar 200 rumah tangga. Selain energi photovoltaik, kami juga mengembangkan sumber energi lainnya, yakni pembangkit listrik tenaga mikrohidro, biogas, solar cell, serta pengolahan sampah kota menjadi gas metan," kata Dekan Fakultas Teknik (FT) UMM Sudarman, di Malang, Jawa Timur, Sabtu (16/9).

Menurut dia, UMM akan mengembangkan lagi sumber energi baru dan terbarukan dari tenaga angin, matahari, minyak dan gas, serta jarak pagar.

"Kami mengerahkan seluruh potensi yang kami miliki untuk pengembangan energi baru dan terbarukan ini, baik potensi mahasiswa maupun dosen," katanya.

Untuk pengembangan energi bahan bakar nabati dari jarak pagar, lanjutnya, juga akan ditindaklanjuti karena saat ini masih stagnan. Pengembangan jarak pagar ini sudah dimulai sejak 2007 di bawah naungan laboratorium mikrobiologi.

"Kami akan menindaklanjuti kembali dan mengintensifkan pengembangannya. UMM sudah memiliki lahan tanam jarak pagar sekitar 1,5 hektare di Kabupaten Malang dan Pasuruan. Kalau selama ini pengembangannya masih stagnan karena faktor pemasaran yang kurang memadai," katanya.

Sekadar informasi, beberapa tahun lalu, pengembangan energi alternatif biodiesel yang dikembangkan UMM menarik minat salah satu perusahaan Kroasia, yakni BIOM d.o.o.

Perusahaan yang bergerak di bidang energi itu menginginkan dalam waktu satu setengah hingga dua tahun sejak ditandatangani "letter of intent" (LoI) pada 2013 itu, segera memperoleh pasokan bahan biodiesel berupa biji jarak pagar (Jatropha curcas) yang dikembangkan di Indonesia.

Kerja sama UMM-Kroasia tersebut dipastikan saat Rektor UMM saat itu masih dijabat Prof Muhadjir Effendy (sekarang Mendikbud) berkunjung ke Eropa bersama para rektor anggota Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi).

LoI tersebut ditandatangi oleh Rektor UMM (Muhadjir Effendi) dengan Presiden Manajemen Pusat BIOM Robert Kovac, di Zagreb, dan disaksikan Dubes RI untuk Kroasia dijabat Agus Sardjana.

Dalam LoI yang ditandatangani disebutkan BIOM sedang membangun biodiesel berkapasitas 100.000 ton per tahun di dekat pelabuhan Ploce. Perusahaan ini membutuhkan 20.000 hektare lahan untuk mengembangkan tanaman jarak pagar, dan meminta UMM memilihkan kualitas tanaman tersebut, sehingga biaya produksi bisa ditekan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : Antara News

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES