Kopi TIMES NUsantara Berbagi

Irilah Kepada Orang Lain

Jumat, 15 September 2017 - 17:05 | 77.32k
Noor Shodiq Askandar, Wakil Rektor 2 Unisma. (Grafis: TIMES Indonesia)
Noor Shodiq Askandar, Wakil Rektor 2 Unisma. (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

NUsantara Berbagi

TIMESINDONESIA, MALANG – Judul tulisan ini sepertinya kontroversial, karena memperbolehkan munculnya sifat iri. Tapi jangan berburuk sangka dulu, karena ini tidak baik. Iri yang penulis maksud, adalah iri yang memang diperbolehkan oleh Islam.

Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Buchori “Tidak ada iri kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi harta oleh Allah swt lalu dia belanjakan pada jalan yang benar dan seorang yang diberi Allah swt ilmu dan kebijakan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya”.

Dari hadits ini kita bisa ambil beberapa pelajaran. Pertama, untuk yang berkaitan dengan kebaikan seperti sedekah, iri dapat menimbulkan aura yang positif, yaitu keinginan untuk berlomba lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot).

Ketika melihat saudaranya, tetangganya, atau kawannya berbuat baik, muncul keinginan untuk berbuat yang lebih baik.

Dengan demikian, dari asalnya berupa kecemburuan,  menjadi tekad yang kuat untuk memberikan sebagian apa yang dimiliki kepada yang membutuhkan.

Apalagi berbagi juga menjadi bagian yang diperintahkan oleh Allah SWT atas harta yang diamanatkan kepada ummat manusia. 

Disamping itu, berbagi atau bersedekah juga menjadi bagi yang sering diajarkan dan bahkan dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW. Rasulullah saw adalah orang yang sering berbagi dan tidak pernah menolak orang yang meminta tolong.

Kedua, iri terhadap orang yang memberikan ilmu juga dapat menumbuhkan semangat untuk turut meniru dan menjalankan sesuai dengan kemampuan ilmu yang dimiliki masing-masing.

Berbagi ilmu dapat diibaratkan sebagai pohon yang berbuah, karena Rasulullah saw menyampaikan bahwa “ilmu yang tidak diamalkan, bagai pohon yang tidak berbuah”. Ini berarti semakin ilmu itu diberikan kepada orang lain, maka akan dapat memberikan keberkahan yang jauh lebih besar bagi pemberinya. Oleh karena itu budayakan “give” terlebih dahulu, dan baru kemudian “take”. 

Jangan dibalik, karena akan malah menumbuhkan budaya meminta minta.

Menghindari Iri dan Dengki

Islam melarang kita iri dan dengki, karena sifat ini dapat menimbulkan aura negative dan memunculkan ketamakan akan harta benda. 

Hal yang fatal lainnya, sifat ini dapat mengakibatkan orang menghalalkan berbagai cara, asal mampu memperolehnya untuk memenuhi hawa nafsu duniawi yang tak berbatas.

Rasulullah SAW, mengajarkan cara untuk menghindari kita dari sifat iri dan dengki dengan cara mendoakan kebaikan kepada orang yang lagi mendapatkan nikmat dari Allah SWT dan bukannya memunculkan keinginan untuk menyamainya atau memperoleh yang jauh lebih baik dari yang orang lain dapatkan.

Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Ya’la “Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah. 

Begitu juga dengki, Sifat ini lebih jelek dan membahayakan dari iri. Orang yang dirasuki sifat dengki, akan selalu merasa merasa susah jika melihat orang lain senang, susah melihat orang lain sukses, dan sejenisnya.

Lebih buruk lagi, justru merasa bahagia ketika orang lain lagi kesusahan. Bahkan terkadang malah berusaha mencelakakan orang yang dia dengki baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan.  

Pendek kata, segala cara dapat dilakukan untuk membuat orang lain susah, orang lain bersedih, orang lain berduka, dan sejenisnya.

Dalam ayat Al Qurán, Allah swt  menyuruh kita berlindung dari kejahatan orang yang dengki: “Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (Al Falaq 5). 

Kedengkian pula yang dapat merusak amal amal baik kita, sehingga Rasulullah SAW memberi peringatan “Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud). (*)

*Noor Shodiq Askandar, Wakil Rektor 2 Unisma

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES