Pendidikan

Duka Mengajar di Area Susah Air, Ibu Guru Terpaksa Jarang Mandi

Rabu, 13 September 2017 - 22:10 | 32.04k
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Sulihtiyono bersama peserta Banyuwangi Cerdas Elmi dan Daimatul di Desa Wongsorejo. (Foto: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Sulihtiyono bersama peserta Banyuwangi Cerdas Elmi dan Daimatul di Desa Wongsorejo. (Foto: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tidak mudah menjadi pengajar di area terpencil, terutama area yang sulit air seperti di Dusun Sumber Buluh, Desa Wongsorejo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Seperti yang dialami Elmi Nur Mufida asal Muncar dan Daimatul Makrifah asal Bangorejo yang mengikuti program Banyuwangi Mengajar yang digagas Pemkab Banyuwangi.

Untuk sampai di SDN 6 Alas Buluh yang jadi satu dengan SMPN 4 Wongsorejo tempat mereka mengajar, keduanya harus menempuh jalan tanah berdebu dengan pohon Jati dan Randu di kanan-kiri, sejauh 7 kilometer. "Penderitaan' tak berhenti pada jauhnya jarak sekolah.  Saat pompa air kampung macet, mereka pun harus mandi satu kali, hanya dengan satu ember air, setiap harinya. 

"Banyak pengalaman di sini. Harus mandi pakai air cuma satu ember. Jauh dari keramaian," kata Elmi, lulusan PAI IAIN Jember yang bertugas di SDN 6 Sumber Buluh.

Elmi bercerita, ia mengajarkan siswa bagaimana menulis buku harian, selain pelajaran-pelajaran umum lainya.

Elmi dan Daimatul mengikuti program tersebut dengan tinggal di sana minimal selama 1 tahun. Program ini telah mereka lalui selama 2 bulan dengan tinggal di rumah seorang warga bernama Misno yang memiliki putri bernama Halimatssadiyah yang juga seorang pengajar. 

Kepada TIMES Banyuwangi (TIMES Indonesia Network), Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi Sulihtiyono mengatakan program Banyuwangi Mengajar juga diperuntukkan menjadi solusi untuk kekurangan tenaga pengajar di Banyuwangi. 

"Mereka sebelumnya menerima beasiswa Banyuwangi Cerdas. Salah satunya untuk membantu memenuhi kekurangan tenaga pengajar, " kata Sulihtiyono.

Dia mengatakan kehadiran putra-putri terbaik di pelosok-pelosok juga untuk memeratakan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Program Banyuwangi Mengajar telah memasuki tahun ke-3 dan tahun ini, 35 sarjana fresh graduate ditempatkan di kampung-kampung terpencil di Banyuwangi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES