Wisata

Begini Indahnya Berburu Sunrise di Putuk Lesung

Selasa, 12 September 2017 - 16:23 | 594.23k
(Foto: Yeni Rachmawati/TIMES Lovers)
(Foto: Yeni Rachmawati/TIMES Lovers)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hiking atau mendaki gunung  saat ini menjadi hobi yang lagi trending, ya TIMES Lovers. Hobi ini tidak pernah sepi peminat. Keinginan menikmati dan mensyukuri keindahan alam ciptaan Yang Maha Esa, jadi alasan kuat para pecinta alam mendaki gunung di Indonesia yang terkenal eksotik.

Nah, TIMES Lovers kali ini DJ 008 merekomendasikan lokasi hiking yang keren buat kamu. Coba deh Putuk Lesung. Namanya lucu, ya. 

Putuk berarti bukit dan lesung tentu saja alat penumbuk padi. Di bukit ini terdapat sebuah situs Putuk Lesung. Tepatnya berada di ketinggian 1740 mdpl. Tempat ini sudah direview sebanyak 40 Local Guides dan TIMES Lovers, lho.

Putuk-Lesung-4ow5P.jpg

Situs berbahan dasar batu andesit dan berbentuk mirip perahu ini posisinya menghadap arah Utara Selatan atau kearah puncak Gunung Arjuna. Arah hadap seperti ini biasa kita temukan pada kebudayaan megalitikum dan batu berbentuk lesung ini sebenarnya adalah sebuah sarkofagus.

Putuk Lesung merupakan bukit di lereng Gunung Arjuno yang bisa di akses melalui jalur pendakian Gunung Arjuno – Gunung Welirang  di desa Tambaksari, Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Dari jalan utama masuk ke dusun Tambak Watu kurang lebih 7 kilometer dapat dijangkau menggunakan kendaraan bermotor. 

Pendakian ke Putuk Lesung merupakan trekking santai karena membutuhkan waktu perjalanan yang tidak terlalu lama yaitu sekitar 3 jam. So, kalau kamu pendaki pemula gak usah khawatir, jalurnya cocok banget buat kamu kok. 

Putuk-Lesung-2ep1R3.jpg

Jika ingin sampai di Putuk Lesung tanpa berkemah, maka harus siap berangkat mendaki pada malam hari dengan perbekalan dan perlengkapan yang memadai terutama kamu wajib bawa headlamp atau lampu senter.

Sebelumnya, kamu harus lapor ke Pos Perijinan Pendakian terlebih dahulu dan membayar tiket sebesar Rp 10.000/orang dan menyerahkan kartu tanda pengenal pada petugas.

Di awal jalur, kaki disapa jalan berbatu yang makin lama makin menanjak. Manfaat besar trekking malam hari adalah menghindari selfie dan terfokus pada jalan saja. Hindarkan dari pikiran-pikiran negatif, ya guys. Karena mulai mendekati pos 1 Gua Onto Boego aroma kemenyan semerbak memenuhi udara malam dan mendadak suasana menjadi mistis.

Putuk-Lesung-3wPWsa.jpg

Kondisi di pos satu ini juga dirasakan oleh Soegab Art. "Aroma wangi dupa tercium pertama kali melewati pos ini, terutama di malam hari. Beberapa orang datang ke tempat ini melakukan persembahyangan. Di tempat ini terdapat toilet dan warung yang buka di pagi hari. Walaupun jalan ke sini sangat sulit, tanah tidak rata dan berbatu, namun sepeda motor mampu naik hingga di tempat ini. Hebat," ulas Local Guides level 5 ini.

Tersedia air melimpah dan fasilitas toilet yang cukup bersih. Berhati-hatilah karena jalan paving menuju toilet sangat licin, mungkin karena sering hujan sehingga paving ditumbuhi lumut.

Putuk-LesungcBOsk.jpg

Di siang hari jika cuaca mendukung bisa dinikmati dengan hammocking di pelataran depan patung Naga Onto Boego. Ada juga yang mendirikan tenda untuk bercengkrama bersama teman dan sahabat menikmati udara segar di rimbunnya pohon pinus.

Lanjut menuju pos 2 Tampuono mulai banyak jalan tanah lembab berlumut dan lebih menanjak lagi. Jalur di sini memiliki banyak jalan bercabang, berhati-hatilah beberapa cabang jalan setapak juga bisa menyesatkan bila salah pilih. 

Di tanjakan yang kejam berbatu menuju pos dua, punggung dan kaki mulai terasa pegal. Keringat? Jangan tanya...sudah mengucur deras sejak jalanan batu yang menanjak tadi. 

Hal senada juga dialami Yopi Widodo, "Titik percabangan antara menuju puncak Arjuno atau sekedar camp di Putuk Lesung. Ada warung dan sumber air bersih yang bisa digunakan" ulas Local Guides ini seraya memberi lima bintang untuk pos 2 Tampuono.

Putuk-Lesung-5ua8Pl.jpg

Di pos 2 ini memang tersedia toilet yang berada di lokasi Sendang Dewi Kunthi, kira-kira harus berjalan ke arah kiri sejauh 300 meter. Air di Sendang Dewi Kunthi dipercaya dapat membuat orang awet muda jika digunakan untuk mencuci muka atau mandi, ada beberapa orang yang sedang melakukan ritual dan asap tipis kemenyan bakar masih memenuhi udara di tempat ini.  

Dari pos 2, kita lanjutkan perjalanan ke Putuk Lesung mengambil jalur kanan searah dengan Air Terjun Gumandar. Jalur ini adalah jalur tersulit karena hutan penghubung ke Putuk Lesung ini sebenarnya tak terlalu panjang, namun kesan mencekam membuat perjalanan jadi semakin terasa lama. 

Vegetasinya rapat, lembab dan berlumut. Dipenuhi ranting menjalar yang lapuk dan beberapa tebing gelap khas hutan hujan. 

Sesampainya di Putuk Lesung, tampak beberapa pendaki sedang berkumpul, bernyanyi dan menghangatkan badan di sekeliling api unggun. Terdapat musholla yang berfungsi sebagai shelter bagi para pendaki, serta toilet dengan sumber air melimpah. Pengalaman yang sama juga ungkapkan oleh Andi Brata. 

"Tracknya menantang, gampang menemukan air pegunungan untuk bekal dll. Tersedia musholla, toilet, serta petilasan yang menjorok ke utara," ulas Local Guide yang sudah berpredikat SVTP (Street View Trusted Photographer) ini.

Putuk-Lesung-6CXPYM.jpg

Menjelang subuh udara mulai membuat badan menggigil, bersabar beberapa menit lagi udara menghangat dan tampak cahaya indah di ufuk timur. Terbayar kelelahan yang dirasakan sepanjang perjalanan tadi.

 Lukisan alam yang luar biasa!. Gagahnya Gunung Arjuno di sebelah kanan menyatu dengan cahaya pagi. Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

"Treckingnya ringan. Pemandangan di puncaknya kereeen, jadi kangen pengen kesana menikmati sunrise sambil ngupii." ulas Anisah Ismawati yang terkesan dengan keindahan pagi di Putuk Lesung.

And here we go, enjoying beautiful sunrise with a cup of coffee. Just perfect!. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES