Peristiwa Daerah Konflik Rohingya

'Drummer Sakti', Dua Jam Ngedrum Mata Tertutup untuk Rohingnya

Minggu, 10 September 2017 - 07:07 | 32.68k
Kunto Hartono gebuk drum selama dua dengan mata tertutup di salah satu cafe Kawasan Ngagel, Surabaya. Merupakan aksi untuk mengumpulkan donasi bagi muslim Rohingnya, Sabtu (9/9). (Foto: Lely/TIMES Indonesia)
Kunto Hartono gebuk drum selama dua dengan mata tertutup di salah satu cafe Kawasan Ngagel, Surabaya. Merupakan aksi untuk mengumpulkan donasi bagi muslim Rohingnya, Sabtu (9/9). (Foto: Lely/TIMES Indonesia)
FOKUS

Konflik Rohingya

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Visinya demi kemanusiaan. Kunto Hartono, pria yang dikenal sebagai "Drummer Sakti", melakukan aksi gebuk drum selama dua jam dengan mata tertutup di salah satu cafe di Kawasan Ngagel, Surabaya, Sabtu (9/8/2017) malam.

"Kunto Road to Portugal" merupakan sebuah aksi kemanusiaan untuk Rohingnya. 

Pria berambut gondrong itu nampak atraktif mengiringi Denny "D'Crow" Irawan (vocal), Tono L Bass (bassis), dan Cimot (gitar). Total 15 lagu beraliran rock meluncur rancak. 

Mulai Smoke on the Water milik Deep Purple, musik romantis berbalut distorsi rock dari White Lion, Thank You for Loving Me milik Bon Jovi, sedikit nuansa blues Little Wing milik Jimmy Hendrix, sentuhan rock 'n roll Led Zeppelin hingga cadasnya Metallica.

Kunto bermain drum dengan mata tertutup selama dua jam sebagai bentuk visi misinya memecahkan rekor dunia "The Longest Drumming 100 Hours By A Team" di Castelo Branco, Portugal, sekaligus membantu korban tragedi Rohingnya. 

Event tersebut merupakan ide dan gagasan Kunto Hartono, untuk anak-anak korban perang Syria di Portugal. 

"Untuk saya sendiri hari ini khusus Rohingnya, karena ini yang bisa saya lakukan untuk membantu dan mensupport sesama muslim dan kemanusiaan," terangnya.

Acara tersebut disiarkan live dari sebuah radio, menggandeng Aksi Cepat Tanggap (ACT) Surabaya. Kunto berharap bisa membawa kebaikan dan berkah.

"Aksi donasi kemanusiaan yang terkumpul dari masyarakat Indonesia akan segera kita berangkatkan. Sudah sembilan hari tim ACT berada di perbatasan, semua donasi akan kita berangkatkan melalui kapal kemanusiaan," imbuh Dian Laksana, selaku Marketing Communication ACT Jatim.

Dibalik aksi tersebut, Kunto mengaku belum mendapat support dan dukungan dari pemerintah untuk keberangkatan menuju Portugal pertengahan September mendatang. 

"Ada empat kementerian yang sudah saya surati tapi belum mendapat respon. Hanya Mensos Khofifah, saat itu beliau berada di tanah suci dan katanya akan diteruskan ke Dirjen Pemberdayaan Sosial," ungkap pria kelahiran Banyuwangi itu.

Sebagai penggagas event besar di Eropa dan pemegang rekor dunia terlama saat ini, ia didaulat bermain dalam satu tim secara marathon dengan target donasi Rp 100 miliar dalam 100 jam. 

"Tapi saya pribadi sampai detik ini belum mendapat dukungan, karena injury time paling lambat lima hari sebelum keberangkatan tanggal 15 September nanti," tuturnya.

Kunto berfikir aksi 100 jam nge drum di Portugal bisa menjadi sebuah kebanggaan sekaligus pengobat kegagalan Indonesia di Sea Games Malaysia kemarin.

"Kegagalan Sea Games kemarin harusnya ada obat. Saya kritik keras, oleh karena itu saya nge drum dengan mata tertutup," tegas Kunto. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES