Kesehatan

Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Pikun?

Jumat, 08 September 2017 - 06:21 | 84.72k
Kurang tidur menyebabkan Pikun (Foto: elle, Focus)
Kurang tidur menyebabkan Pikun (Foto: elle, Focus)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kerja lembur atau terlalu sering begadang membuat Anda kurang tidur. Meski ada yang menganggap kurang tidur adalah hal biasa, Anda harus tetap waspada. Kurang tidur tidak hanya membuat Anda jadi lesu dan mengantuk sepanjang hari. Lebih dari itu, kurang tidur dapat mengakibatkan fungsi otak juga ikut merosot tajam sehingga dapat memicu munculnya beragam masalah kesehatan mental. Dilansir dari Hello Sehat, berikut berbagai masalah kejiwaan yang dapat terjadi akibat kurang tidur.

Konsentrasi Menurun
Para peneliti telah menemukan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan kewaspadaan dan konsentrasi otak menurun. Tak heran jika setelah berjam-jam (atau bahkan berhari-hari) tidak tidur nyenyak, Anda jadi suka bingung sendiri, gampang lupa, dan sulit berpikir jernih.

Dalam dunia medis, kondisi gangguan berpikir akibat otak yang kelelahan ini sering disebut sebagai brain fog. Tapi Anda mungkin lebih familiar dengan istilah lemot. Otak yang lemot membuat Anda kesulitan mengambil keputusan penting. Meski terkesan sepele, brain fog ini tidak boleh disepelekan. Brain fog bisa jadi merupakan gejala awal dari penyakit demensia.

Mudah Lupa
Ketika Anda mengantuk, Anda cenderung gampang lupa. Selain karena konsentrasi dan fokus otak yang memburuk, akibat kurang tidur, ingatan juga perlahan memburuk. Pasalnya selama Anda tidur, saraf-saraf dalam otak yang menyimpan ingatan semakin diperkuat.

Seorang ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di Amerika Serikat (AS), dr Avelino Verceles mengungkapkan, saat tidur, otak merekam berbagai hal yang telah kita pelajari dan alami seharian ke dalam ingatan jangka pendek.

Sulit Menerima Informasi Baru
Kurang tidur bisa memengaruhi kemampuan Anda untuk memahami informasi baru lewat dua cara. Pertama, Anda akan menjadi tidak fokus sehingga sulit untuk menerima informasi baru. Dengan begitu, Anda tidak dapat belajar dengan efisien.

Kedua, seperti yang telah disebutkan di atas, kurang tidur berdampak pada kemampuan mengingat. Daya ingat yang lemah akan mempersulit Anda untuk menyimpan informasi baru yang Anda pelajari ke dalam ingatan.

Memicu Penyakit Mental
Kurang tidur memang bukan penyebab langsung dari gangguan kejiwaan. Meskipun begitu, beragam penelitian menemukan adanya potensi besar kemunculan beberapa penyakit mental, seperti depresi, ADHD, gangguan kecemasan, dan gangguan bipolar sebagai akibat kurang tidur.

Sebuah penelitian di Michigan, AS, mengamati seribu orang berusia 21 hingga 30 tahun. Hasilnya, mereka yang mengidap insomnia pada wawancara pertama memiliki risiko empat kali lebih besar menderita depresi ketika diwawancara lagi tiga tahun setelahnya.

Studi lain menemukan bahwa masalah gangguan tidur terjadi sebelum munculnya depresi. Selain itu, penderita depresi yang mengalami insomnia akan lebih sulit disembuhkan dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami insomnia.

Pada sebuah penelitian, para ahli menemukan bahwa insomnia dan gangguan tidur lainnya mungkin memperparah depresi pada pasien dengan gangguan bipolar. Kurang tidur itu sendiri dipercaya dapat memicu ledakan emosi atau perilaku yang tak terkendali.

Akibat kurang tidur juga dapat memicu gangguan kecemasan. Satu studi melaporkan bahwa sekitar 27 persen pasien dengan gangguan kecemasan diawali dengan insomnia yang membuat seseorang susah tidur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Siska Febrina

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES