Peristiwa Nasional

Yuk...Kita Gotong Royong Bantu Daerah yang Kekeringan Air

Rabu, 06 September 2017 - 18:34 | 35.34k
ILUSTRASI - Bantuan Air bersih di Probolinggo, Jawa Timur (Foto: TIMES Indonesia)
ILUSTRASI - Bantuan Air bersih di Probolinggo, Jawa Timur (Foto: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekitar USD 2 juta telah disiapkan pemerintah untuk membantu krisis kemanusian yang terjadi pada etnis Rohingya di Myanmar.

Di belakang itu, ada sekitar 11 organisasi di Indonesia yang 'bergotong royong' dan siap membantu mencari dana, menyalurkannya dan sekaligus turun ke lapangan (di Myanmar) untuk membantu secara teknis penyaluran dananya.

Seyogyanya, semangat seperti ini harus ditularkan ketika sebagian rakyat di Indonesia mengalami musibah. Seperti musibah banjir, gempa, kebakaran, bahkan sampai hal terkecil: seperti anak-anak yang tidak mampu sekolah akibat kemiskinan.

Nah, saat ini di Indonesia sedang dilanda musim kemarau panjang. Beberapa desa atau daerah tertentu mulai kekurangan air bersih. Kekeringan air bisa memerparah kondisi desa-desa yang masih miskin.

Berdasarkan data, desa kekeringan yang dikeluarkan BPS pada tahun 2014 saja, terdapat 1.235 desa kering di kawasan rawan air; sebanyak 15.775 desa rawan air yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Totalnya ada sebanyak 17.010 desa yang masuk dalam prioritas penanganan pelayanan air minum yang aman dan terlindungi. Bisa dibayangkan jumlah desa yang mengalami kekeringan akan bertambah pada tahun 2017 ini karena kemarau diperkirakan berumur panjang.

Setidaknya, rawan air secara umum disebabkan karena tidak terdapat sumber air baku. Kalau pun ada, tapi secara kuantitas tidak dapat memenuhi tingkat kebutuhan air minum masyarakat, letaknya sulit dijangkau, atau kualitasnya tidak memenuhi kriteria baku mutu untuk air minum.

Dilaporkan, beberapa daerah sudah mulai menjerit karena kekurangan air. Di Sukabumi, 20 Kecamatan sudah dilanda kekeringan. Di Gunung Kidul dilaporkan juga sekitar 39 desa kekurangan air bersih.

Dilaporkan juga, 9 dari 22 kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami darurat kekeringan. Kondisi ini mengakibatkan sumber-sumber mata air mulai mengering.

Di Nusa Tenggara Barat (NTB) di beberapa wilayah kabupaten dan kota Bima telah mengakibatkan kurangnya air bersih di 34 desa (Desa Kalampa, Samili, Teke, Ragi, Donggo, dsb) dan 4 kelurahan (Kel. Dara, Tanjung, Sarae, Melayu).

Untuk Jawa Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menyatakan sekitar 130 desa yang tersebar di tersebar di daerah Tuban, Pacitan, Ponorogo, Sumenep, Pamekasan, Sampang, Lumajang, Pasuruan, Situbondo, Nganjuk, Jombang, Trenggalek, Banyuwangi, Mojokerto, dan Bojonegoro telah mengalami kekeringan akibat kemarau.

BPBD Jawa Barat bahkan menyatakan 4 daerah siaga darurat kekeringan, yakni Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan Kota Banjar.

Itu baru sebagian yang dilaporkan. Masih banyak kasus kekeringan di Indonesia yang tidak atau belum tercatat.

Butuh kerjasama sosial dan semangat gotong royong untuk meringankan beban masyarakat yang dilanda kekurangan air bersih.

Sangat miris kalau melihat warga Dusun Minong, Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, terpaksa berjalan kaki menyusuri jalan setapak sekitar 4 kilometer menuju sungai terdekat hanya untuk mendapatkan air.

Atau cerita tentang warga Dusun Halimuti, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terpaksa mengonsumsi air kali yang sudah tercemar kotoran hewan.

Tak ada salahnya kita mulai menyontoh kepedulian beberapa lembagaorganisasi atau komunitas yang secara sukarela dengan semangat gotong royong untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih akibat kekeringan.

Karena masalah yang berat akan jadi ringan ketika diselesaikan dengan semangat kebersamaan dan gotong royong... (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : Berbagai Sumber

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES