Kopi TIMES NUsantara Berbagi

Menyambut Muharram, Saatnya Meningkatkan Kepedulian

Selasa, 05 September 2017 - 19:04 | 47.35k
Gus Noor Shodiq Askandar (Grafis: TIMES Indonesia)
Gus Noor Shodiq Askandar (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

NUsantara Berbagi

TIMESINDONESIA, JAKARTATERDAPAT empat bulan yang dimuliakan oleh Allah swt, diantaranya Muharram, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Rajab. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh  Allah dalam Al-Quran: Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat Bulan Haram.

Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.” (QS At-Taubah/9: 36).

Tentu banyak keutamaan atas berbagai hal baik yang kita lakukan, mulai dari meningkatkan hubungan kita kepada Allah swt (hablum minannas), memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia (hablum minannas), dan menjaga kelestarian dan kemanfaatan alam (hablum minal ‘alam).

Tiga pola hubungan yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Tidak sempurna kehidupan dengan amal ibadah yang sangat baik, tapi mengabaikan hubungan sesama ummat manusia.

Tidak elok punya hubungan yang sangat bagus  dengan sesama ummat manusia, akan tetapi melupakan kewajiban kepada Allah swt. Begitu juga mengabaikan kelestarian alam akan menimbulkan berbagai bencana yang mengerikan seperti banjir, longsor, cuaca ekstrim, dan lain sebagainya.

Lantas apa yang mesti kita lakukan untuk meningkatkan hubungan sesama manusia? Tentu banyak hal yang bisa dikembangkan dan dilakukan. Pertama, kesetaraan dalam pengembangan pola hubungan diantara manusia.

Tidak ada yang lebih tinggi derajat kita di mata Allah swt kecuali ketaqwaan kita. Di mata Allah swt manusia itu sama dan tidak ada yang lebih tinggi. Karena kesejajaran ini, dalam berhubungan tidak ada yang merasa lebih tinggi. Masing-masing terdapat kekurangan dan oleh karenanya harus saling menghormati satu sama lain.

Rasulullah SAW telah mengajarkan pola hubungan yang sangat baik : yang muda menghormati yang lebih tua. Begitu juga, yang tua harus lebih menyayangi yang muda.

Kedua, jadikanlah hidup ini lebih bermanfaat bagi yang lain. Rasulullah saw menegaskan bahwa manusia yang paling baik itu adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

Oleh karena itu, berusahalah jadi yang bermanfaat diantara yang lain melalui karya monumental yang bisa kita bikin untuk sesama. Berbagi ilmu pengetahuan, berikan karya yang bermanfaat atas apa yang ada, tingkatkan nilai dari apa yang diberikan oleh Allah swt supaya lebih bermakna, dan lainnya.

Satu kebaikan yang kita berikan, berjuta manfaat bagi yang membutuhkan. Satu karya yang kita ciptakan, ribuan tahun manfaat bagi yang menggunakan.

Ketiga, berbagilah diantara sesama atas apa yang kita miliki. Sebagian kekayaan yang ada pada kita, adalah hak orang lain yang  harus diberikan. Kewajiban manusia adalah menyampaikan amanat bagi yang berhak.

Berbagi itu tidak akan mengurangi rizqi, akan tetapi justru meningkatkan keberkahan dan kebaikan hidup bagi si pemberi. Itulah yang disebut keberkahan, sepertinya sedikit tetapi memberikan kemanfaatan yang jauh lebih besar dan lebih bermakna Muharram dan NUsantara Berbagi.

Tidak hanya shalat dan puasa yang diutamakan dalam bulan Muharram, akan tetapi juga berbagi juga merupakan amalan yang dianjurkan di bulan Muharram. Banyak ulama yang menganjurkan kita untuk berbagi di bulan muharram, meskipun harus tetap juga berbagi di bulan bulan yang lain.

Bebagi adalah upaya meningkatkan kemanfaatan hdup kita bagi ummat yang lain, apalagi dilakukan di bulan yang mulia.

LazisNU se Jawa Timur secara serentak juga mengadakan program berbagi dengan empat program utama: Berbagai Pakaian untuk Muallaf, Berbagi Tas Sekolah untuk Pelajar, Berbagi Beasiswa Prestasi Yatim dan Dhuafa, serta Pemberian Santunan.

Program ini tentu tidak akan dapat berjalan sendiri-sendiri, tanpa partisipasi aktif masyarakat. Bersama masyarakat, akan banyak manfaat yang bisa diterima oleh ummat.(*)

* Penulis adalah Gus Noor Shodiq Askandar. Wakil Rektor II Universitas Islam Malang

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES