Wisata

Asyiknya Jembatan Klawing Purbalingga untuk Rappeling

Senin, 04 September 2017 - 00:33 | 120.42k
Komunitas Anak Muda Pecinta Alam Kesatria SMK N 1 Bukateja (Kampak Sesa) saat latihan rappeling di jembatan Sungai Klawing Purbalingga, Minggu (3/9/2017) (Foto: Amanda Fania For Purbalingga TIMES)
Komunitas Anak Muda Pecinta Alam Kesatria SMK N 1 Bukateja (Kampak Sesa) saat latihan rappeling di jembatan Sungai Klawing Purbalingga, Minggu (3/9/2017) (Foto: Amanda Fania For Purbalingga TIMES)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Melakukan latihan turun dengan menggunakan tali dari tempat ketinggian atau yang disebut rappelling di sebuah jembatan Klawing, Purbalingga, Jawa Tengah, dirasa asyik juga dilakukan bagi sebagian pelajar pecinta alam.

Seperti yang dituturkan oleh Gangsar pelajar kelas XI SMK Negeri 1 Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah seusai latihan pada hari Minggu (3/9/2017).

“Awalnya takut lalu nyoba lagi di jembatan, lama-lama jadi asyik juga,” aku Gangsar.  

Senada dengan Gangsar, salah satu temanya Erlambang Prasetyo pelajar kelas XII juga mengatakan, rasanya asyik dan selalu ingin mencoba di tempat yang lebih tinggi.

Sementara itu, Ketua Pengurus Harian Ekstra Komunitas Anak Muda Pecinta Alam Kesatria SMK N 1 Bukateja (Kampak Sesa) Fatoni Hardianto mengatakan, belajar teknik rappelling di jembatan Klawing merupakan kegiatan yang sudah masuk jadwal kegiatan ekstra sekolah.

Dari peserta latihan yang berjumlah 40 pelajar itu, sebagian besar belum pernah melakukan teknik rappelling. Maka latihan itu penting untuk melatih mental dan menguji nyali, sehingga muncul keberanian.

“Dan latihan rappelling tidak mesti di tebing, gedung atau di curug, di jembatan-pun juga bisa dilakukan. Di jembatan Klawing selain rasanya asyik juga santai, terutama saat melakukan turun kedua. Kalau turun pertama rasanya masih tegang,” aku Fatoni pelajar Kelas XII kepada Purbalingga TIMES.

Saat pertama melakukan rappelling atau turun, lanjut Fatoni, semua orang akan mengalami gemeter dan takut. Bahkan ada juga pelajar perempuan yang sampai menjerit karena ketakutan.

“Untuk melawan rasa takut, maka salah satunya dengan memberi contoh teman atau seniornya dalam melakukan rappelling yang benar dan aman. Maka temen-temen yang tadinya takut, kemudian mau mencoba dan jadi berani,” kata Fatoni.

Selain dibimbing oleh guru pembina dan memiliki mental keberanian. Ia juga mengingatkan pentingnya keselamatan selama latihan dalam melakukan teknik rappelling, karena itu yang utama.

“Peralatan harus dipastikan dalam kondisi baik dan aman. Seperti sarung tangan, helm, tali karamantel, webing atau tali jiwa atau harnes, lalu carabiner atau pengait dan figure of ag 8,” terang Fatoni.

Sementara itu Guru Pembina Ekstra Kampak Sesa SMK N 1 Bukateja Iqbal Yanuar mengatakan, bangga karena peserta latihan yang mencintai alam jumlahnya bertambah.

“Kegiatan repeling adalah untuk meningkatkan kemampuan anggota Kampak Sesa dalam hal kegiatan outdoor. Memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui media langsung,” ucap Iqbal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES